Tuesday, April 27, 2010

Yuk, kenali lebih jauh teh celup.

MINUM teh telah menjadi
kebiasaan masyarakat
Indonesia. Sehingga tak
heran bila bangun tidur,
makan siang, hingga sore
hari lebih nikmat
ditemani teh. Namun,
kebanyakan orang
Indonesia mengenal teh
saring dibandingkan teh
celup. Padahal, teh jenis
ini pun tak kalah
nikmatnya dengan teh
saring.
Saat terbangun di pagi
hari, yang langsung
terbersit adalah
menghilangkan rasa haus
usai tidur beberapa jam.
Ada beberapa alternatif
minuman untuk
pembuka pagi. Di
antaranya teh, susu, dan
kopi. Semuanya adalah
pilihan yang menarik dan
membuat rasa segar di
pagi hari. Pasalnya, jenis
minuman tersebut
memiliki fungsi dan
kelebihan masing-masing
untuk tubuh.
Semua jenis minuman
pembuka pagi sudah
sangat mudah ditemukan
di toko-toko terdekat.
Salah satunya adalah teh
dengan beberapa jenis
dan varian. Teh yang kita
kenal selama ini ada dua
jenis yaitu teh bubuk dan
teh dalam kantung saring
yang dilengkapi dengan
tali yang selama ini
masyarakat sebut sebagai
teh celup.
Jika melihat awal
perkembangannya di
dunia teh, hanya dikenal
dalam dua bentuk, yaitu
teh bubuk dengan
bentuk aslinya yang
dikeringkan dalam
kondisi bubuk dan teh
saring dengan bentuk teh
kantung saring sebagai
saringan agar partikel teh
tidak menyebar di dalam
air.
Teh saring pertama kali
dikembangkan oleh
suatu perusahaan teh
yang berpusat di London
pada akhir perang dunia
II. Saat itu, jenis kategori
teh yang diproduksi
hanya teh saring.
Pengaruh perkembangan
teh di Indonesia diawali
pada era 1960-an dengan
hadirnya teh saring
menggunakan tali yang
kemudian akrab disebut
sebagai teh celup. Seiring
berjalannya waktu,
pengaruh penyebutan
kata "celup" untuk teh
menjadi sangat kental di
lingkungan masyarakat
hingga saat ini.
Tercatat, kini tingkat
konsumsi teh di
Indonesia berkisar 330
gram per kapita per
tahun, atau kurang dari
satu gram per hari.
Sehingga persepsi yang
mengakar sudah
mengarah ke kata
"celup".
Sebenarnya, apa yang
disebut teh celup adalah
bagian dari teh saring
yang menggunakan
tambahan tali sebagai
pengendali teh saring,
dengan melakukan
langkah mencelupkan
teh ke dalam air.
Sebaliknya, melihat fisik
dari teh saring sangat
mudah, yaitu teh
kantung tanpa tali
dengan penyajian yang
lebih praktis, hanya
tinggal mencampurkan
teh saring ke air.
Kesalahan persepsi yang
terjadi di masyarakat
mengenai kategori teh
ada baiknya perlu
diluruskan, karena dalam
industri teh hanya
dikenal kategori teh
bubuk dan teh saring.
Sedangkan teh celup
merupakan bagian dari
teh saring.
"Menempatkan kembali
posisi kata teh saring
adalah sebuah usaha
yang tidak mudah karena
keakraban kata 'celup'
yang sudah berjalan
lama, yaitu mulai tahun
1960-an. Tetapi
masyarakat secara
perlahan akan
menemukan persamaan
persepsi dari kata teh
saring yang sebenarnya,"
kata praktisi industri teh
Cicilia Sriliasta, di Jakarta,
belum lama ini.
Saat ini, perkembangan
teh saring (yang akrab
dengan sebutan teh
celup) cukup pesat. Hal
ini ditandai dengan
munculnya industri
dengan beragam merek
dan rasa. Dengan
semakin berkembangnya
pertumbuhan tersebut,
akan mempercepat
pemahaman masyarakat
terhadap teh saring.
Sehingga bukan tidak
mungkin pasar juga telah
masuk dalam
pertarungan persepsi.
Jika persepsi tentang teh
saring sudah menempati
arti sebenarnya maka
upaya berikutnya adalah
mempertahankan
persepsi yang sudah
berjalan. (nsa)

No comments:

Lorjuk Madura: Kerang Kecil dengan Cita Rasa Besar

Di tengah keanekaragaman kuliner Indonesia, Lorjuk menonjol sebagai hidangan laut khas Madura yang memiliki cita rasa unik dan tekstur yang ...