Tuesday, April 27, 2010

Kenapa saat malu muka jd memerah?

detikcom - Jakarta,
Pernahkah merasa muka
memerah saat malu atau
tersipu-sipu? Fenomena
pipi memerah saat malu
ini menarik ilmuwan
mencari tahu lebih
banyak lagi untuk
menjawab mengapa muka
bisa memerah kalau
sedang malu.
Muka yang memerah dan
perasaan malu biasanya
berjalan beriringan.
Perasaan yang bergejolak
merupakan respons alami
dari seseorang terhadap
sesuatu yang terjadi pada
dirinya.
Pipi yang memerah
karena malu diatur oleh
sistem yang juga
mengaktifkan respons
melawan yaitu sisrem
saraf simpatik. Sistem ini
bekerja secara tanpa
sengaja atau spontan
yang berarti tidak ada
sesuatu yang benar-benar
harus dipikirkan untuk
melakukan proses
tersebut. Sedangkan
aktivitas seperti
menggerakkan lengan
atau berjalan merupakan
tindakan yang disengaja
atau dipikirkan.
Saat seseorang sedang
malu, maka tubuh akan
mengeluarkan hormon
adrenalin. Hormon ini
bertindak sebagai
stimulan alami dan
memiliki berbagai efek
pada tubuh yang
merupakan bagian dari
respons. Saat adrenalin
meningkat, maka napas
dan detak jantung juga
akan meningkat. Hal ini
dapat memperlambat
proses pencernaan
sehingga energi dialihkan
ke otot.
Seperti dikutip dari
Howstuffworks, Selasa
(27/4/2010) jika seseorang
sedang tersipu-sipu atau
malu, maka pembuluh
darah di wajah akan
merespons sinyal dari
pemancar kimia adenylyl
cyclase.
Akibatnya pembuluh
darah di wajah akan
melebar (vasodilation)
dan memungkinkan lebih
banyak darah mengalir
melalui wajah daripada
biasanya. Kondisi ini akan
membuat wajah
seseorang memerah.
Hal ini adalah salah satu
respons yang tidak biasa
dari pembuluh darah
vena. Karena pada daerah
lain di tubuh, vena tidak
melakukan hal ini ketika
adrenalin dilepaskan.
Hormon ini memiliki
pengaruh yang kecil atau
tidak sama sekali
terhadap pembuluh darah
vena. Umumnya ada
pembuluh darah lain yang
lebih responsif terhadap
adrenalin.
Sebagian orang ada yang
menjalani operasi untuk
membatasi respons muka
memerah, bedah ini
disebut dengan
endothoracic
sympathectomy. Biasanya
orang yang memiliki
erythrophobia (takut
merona) paling sering
melakukan operasi ini
dengan cara memotong
saraf kecil di tulangnya
yang berfungsi
mengendalikan respons
merona.
"Wajah memerah karena
malu berkembang
bersama dengan
kesadaran kita terhadap
orang lain dan hal ini
menunjukkan adanya
dasar sosial. Selain itu
muka memerah mungkin
bisa berfungsi sebagai
permintaan maaf yang
nonverbal atas sesuatu
yang dirasakan orang
tersebut," ujar Ray
Crozier, profesor psikolog
dari University of East
Anglia di Inggris, seperti
dikutip dari BBC.
Terlepas dari apa yang
membuat muka seseorang
memerah, kondisi ini
adalah sesuatu yang alami
dan tidak bisa diatur. Jika
Anda mengalami situasi
yang membuat diri sendiri
canggung atau malu,
maka Anda akan
merasakan pipi menjadi
hangat dan ingat bahwa
hal ini akan berlalu
dengan sendirinya.

No comments:

Lorjuk Madura: Kerang Kecil dengan Cita Rasa Besar

Di tengah keanekaragaman kuliner Indonesia, Lorjuk menonjol sebagai hidangan laut khas Madura yang memiliki cita rasa unik dan tekstur yang ...