Showing posts with label Budaya. Show all posts
Showing posts with label Budaya. Show all posts

Wednesday, April 3, 2024

Holi: Festival Warna yang Merayakan Kebahagiaan dan Persaudaraan


 Holi

Hari Raya Holi, juga dikenal sebagai Festival Warna, adalah perayaan yang sangat meriah dan penuh warna yang dirayakan di India, Nepal, dan di banyak negara lain dengan komunitas Hindu. Holi menandai awal musim semi dan biasanya dirayakan pada akhir Februari atau awal Maret, bertepatan dengan bulan purnama terakhir di bulan Phalguna menurut kalender lunar.

Pada tahun 2024, Holi dirayakan pada tanggal 25 Maret. Ini adalah waktu ketika orang berkumpul untuk melempar bubuk warna-warni, menyiramkan air berwarna, dan merayakan dengan musik, tarian, dan makanan. Festival ini juga memiliki makna spiritual, di mana api unggun yang dinyalakan pada malam sebelum Holi, yang dikenal sebagai Holikah Dahan, melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan.


Holi dikenal sebagai festival yang membawa kegembiraan, memperkuat ikatan sosial, dan menghapus segala bentuk kebencian atau dendam, sehingga sering disebut sebagai 'Festival Cinta’. 

Selamat merayakan Holi! 🎉🌈

Wednesday, March 20, 2024

Mapalus: Warisan Gotong Royong di Hati Minahasa

Mapalus adalah sebuah tradisi gotong royong yang mendalam dan berakar kuat dalam budaya Suku Minahasa di Sulawesi Utara, Indonesia. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan solidaritas yang menjadi inti dari masyarakat Minahasa. Mapalus tidak hanya sekedar kerja bakti fisik, tetapi juga menunjukkan dukungan moral dan emosional antar anggota komunitas.


Sejarah dan Asal Usul

Mapalus berasal dari kata “ma” yang berarti ‘saling’ dan “palus” yang berarti ‘tuang’ atau ‘tumpah’, menggambarkan pekerjaan yang dilakukan secara timbal balik atau berbalasan. Tradisi ini telah ada sejak lama dan terus dilestarikan dari generasi ke generasi sebagai bagian penting dari identitas dan warisan budaya Minahasa.

Prinsip dan Pelaksanaan

Ada lima prinsip utama yang menjadi dasar Mapalus, yaitu religius, kekeluargaan, kerja sama, musyawarah dan mufakat, serta persatuan dan kesatuan. Dalam pelaksanaannya, Mapalus melibatkan berbagai kegiatan seperti pembukaan lahan, pembersihan kebun, panen hasil pertanian, pembangunan rumah, hingga dukungan dalam acara sosial seperti pernikahan dan pemakaman.

Semangat Mapalus

Semangat Mapalus tercermin dalam semboyan masyarakat Sulawesi Utara, “Torang Semua Basudara” (Kita semua bersaudara) dan “Torang Semua Ciptaan Tuhan” (Kita semua ciptaan Tuhan), yang menegaskan pentingnya hidup berdampingan dengan rasa peduli dan saling membantu.

Mapalus dalam Kehidupan Modern

Meskipun menghadapi tantangan modernitas, Mapalus tetap relevan dan menjadi simbol kekuatan komunitas. Ini adalah praktik yang mengajarkan pentingnya bekerja sama dan menjaga hubungan sosial yang kuat dalam masyarakat yang semakin individualistis.

Mapalus adalah contoh nyata dari gotong royong yang masih hidup dan berkembang, menunjukkan bahwa tradisi dan nilai-nilai luhur dapat bertahan dan beradaptasi dengan zaman. Ini adalah warisan yang harus terus dipelihara sebagai bagian dari identitas nasional Indonesia dan sebagai inspirasi bagi masyarakat global tentang pentingnya kerja sama dan kebersamaan.

Kalau diperhatikan budaya ini mirip dengan budaya "Masappo Bola" di Sulawesi Selatan mungkin keduanya sama yah... 

Tuesday, March 19, 2024

Masoppo Bola Tradisi Masyarakat Sulawesi Selatan

Masoppo Bola bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga simbol kebersamaan dan kekompakan dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Setiap gerakan saat mengangkat rumah dipenuhi dengan semangat kolaborasi dan gotong royong. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.



Dalam setiap sesi Masoppo Bola, terdapat kehangatan dalam interaksi antar anggota komunitas. Mereka berbagi cerita, tertawa, dan saling mendukung satu sama lain. Tradisi ini tidak hanya menciptakan kenangan yang tak terlupakan, tetapi juga mengajarkan pentingnya saling mendukung dan bergotong royong dalam mengatasi tantangan.


Meskipun telah berlangsung selama bertahun-tahun, Masoppo Bola tetap relevan dalam memperkuat kebersamaan dan identitas budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Diharapkan, tradisi ini akan terus dilestarikan dan dijadikan inspirasi bagi generasi mendatang untuk mempertahankan nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.


Budaya lokal yang unik 

Tuesday, December 12, 2023

Bromo : Keajaiban Alam Di Timur Jawa



Di kawasan pegunungan Timur Jawa, Gunung Bromo menjadi permaisuri keindahan alam yang memukau. Pagi-pagi, ketika mentari baru saja muncul di ufuk timur, gunung ini menjadi panggung alam yang luar biasa. Kabut tipis merayap di lereng gunung, menciptakan suasana mistis yang memikat hati setiap pengunjung.

Dengan latar belakang langit biru yang semakin terang, keindahan Gunung Bromo semakin terpancar. Dikelilingi oleh lautan pasir yang luas, gunung berapi ini menunjukkan pesonanya dengan gagahnya. Langit di atasnya dihiasi warna-warna hangat senja, menciptakan palet warna yang menakjubkan.

Saat matahari terbit sepenuhnya, Gunung Bromo memperlihatkan keindahan kawahnya yang unik. Awan putih lembut menyelimuti kawah tersebut, seolah mengundang para pengunjung untuk menyaksikan keajaiban alam ini dari dekat. Suara angin berbisik di telinga, memberikan sentuhan alami yang menenangkan.


Perjalanan melintasi padang pasir menuju puncak Gunung Bromo juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Dengan langit yang cerah dan udara pegunungan yang segar, setiap langkah melalui pasir putih memberikan sensasi petualangan yang mendalam. Sesekali, kita dapat melihat kuda-kuda perkasa yang membawa wisatawan menjelajahi keindahan alam ini.

Tak hanya panorama yang menakjubkan, tetapi juga tradisi dan kebudayaan lokal memberikan warna tersendiri pada Gunung Bromo. Upacara keagamaan dan ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat sekitar turut menambah kekayaan pengalaman saat mengunjungi gunung ini.


Sebuah perjalanan ke Gunung Bromo bukan hanya tentang mata memandang, tetapi juga hati yang merasakan keajaiban alam dan kehangatan budaya. Ia tidak hanya menjadi destinasi wisata, melainkan sebuah persembahan alam yang mengajak kita untuk merenung dan mengagumi keindahan yang telah diciptakan.

Wonderful Indonesia !! 


Monday, November 13, 2023

Ritual Ma'nene di Tanah Toraja: Mengungkap Keunikan Budaya dan Kebudayaan yang Memukau


Indonesia adalah negara yang kaya dengan beragam budaya dan tradisi. Salah satu keunikan budaya yang memukau terdapat di Tanah Toraja, sebuah wilayah di Sulawesi Selatan, Indonesia. Salah satu ritual yang paling mencolok dan unik adalah ritual Ma'nene, yang merupakan upacara penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Latar Belakang Ritual Ma'nene

Ritual Ma'nene berasal dari budaya Toraja, sebuah masyarakat yang memiliki kepercayaan kuat terhadap roh leluhur dan kehidupan setelah kematian. Bagi masyarakat Toraja, kematian hanyalah awal dari perjalanan baru, dan hubungan dengan leluhur tetap sangat penting. Ritual Ma'nene adalah cara untuk merayakan dan memperingati kehidupan yang telah berlalu dan menjaga hubungan dengan orang yang telah meninggal.



Proses Ritual Ma'nene

Ritual Ma'nene biasanya dilakukan pada waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat, seringkali sebelum musim hujan tiba. Proses ritual ini melibatkan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Penggalian Mayat: Ritual dimulai dengan penggalian mayat leluhur dari makam keluarga. Mayat yang telah berusia puluhan tahun biasanya digali dan ditempatkan di area khusus untuk dibersihkan.

2. Membersihkan Mayat: Mayat yang telah digali diperlakukan dengan hormat. Mereka dibersihkan, diubah posisinya, dan bahkan dibalut dengan pakaian yang baru. Proses ini dilakukan oleh anggota keluarga dan saudara laki-laki yang memegang peran penting dalam upacara ini.

3. Berjalan-jalan Bersama: Setelah membersihkan mayat, keluarga membawa mayat leluhur keliling desa atau lingkungan setempat. Ini disebut sebagai "parade mayat" dan menjadi salah satu momen paling ikonik dalam ritual Ma'nene.

4. Doa dan Upacara: Selama prosesi, keluarga mengadakan doa-doa dan upacara persembahan kepada leluhur. Mereka juga menceritakan kisah-kisah tentang leluhur yang meninggal, mengenang kenangan mereka dengan cinta.

5. Kembali ke Makam: Setelah berjalan-jalan, mayat leluhur kembali ditempatkan kembali ke dalam makam keluarga. Prosesi ini diikuti oleh makan bersama sebagai tanda persatuan keluarga.


Keunikan Ritual Ma'nene

Ritual Ma'nene menawarkan berbagai keunikan yang membuatnya istimewa:

1. Perayaan Kehidupan: Ritual Ma'nene adalah perayaan kehidupan daripada berkabung atas kematian. Ini adalah cara Toraja untuk menghormati dan mengenang orang-orang yang telah pergi dengan cara yang penuh kasih sayang.

2. Penjagaan Hubungan dengan Leluhur: Ritual ini mencerminkan keyakinan kuat masyarakat Toraja bahwa hubungan dengan leluhur tetap penting. Mereka percaya bahwa leluhur dapat memberikan berkah dan perlindungan bagi keluarga yang masih hidup.

3. Warisan Budaya: Ritual Ma'nene adalah salah satu dari banyak tradisi unik yang masih ada di Tanah Toraja. Ini adalah warisan budaya yang sangat berharga dan telah menjadi daya tarik wisata yang populer di daerah ini.

4. Budaya Kolektivitas: Ritual Ma'nene memperkuat ikatan dalam komunitas dan keluarga. Seluruh desa seringkali bersatu untuk membantu satu keluarga dalam pelaksanaan ritual ini.

Ritual Ma'nene di Tanah Toraja, Indonesia, adalah salah satu contoh keunikan budaya yang menarik. Melalui upacara ini, masyarakat Toraja merayakan kehidupan yang telah berlalu dan menjaga hubungan yang erat dengan leluhur mereka. Ini adalah salah satu cara di mana budaya dan tradisi menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan tetap hidup di tengah-tengah masyarakat modern. Ritual Ma'nene adalah peringatan yang memukau tentang betapa pentingnya leluhur dalam kehidupan manusia dan betapa kuatnya ikatan keluarga dan komunitas dalam budaya Toraja.

Eksplorasi Indonesia!

Video : Ritual Ma'Nene 


Thursday, August 29, 2013

Tedong Bonga, apa itu???

@instanusantarasulawesi photo shots
Photo by @_supriadi_
Location : Tana Toraja

'Tedong Bonga' (kerbau belang). Demikian masyarakat Tana Toraja menyebut kerbau ini. Kombinasi warna yang melekat dinilai unik. Karena unik, Tedong Bonga ini cenderung dikeramatkan.
Kelahiran Tedong Bonga bagi pemiliknya merupakan suatu berkah. Upaya untuk perkawinan silang pun jarang sekali berhasil. Jadi kelahiran Tedong Bonga sangat kebetulan.

Bonga memiliki beberapa variasi dari segi kombinasi warna dan tanda-tandanya.

Bonga Saleko atau Bonga Doti adalah jenis yang warna hitam dan putih hampir seimbang, dan ditandai dengan taburan bintik-bintik di sekujur tubuhnya.
Bonga Sanga’daran adalah jenis yang di bagian mulutnya dinominasi warna hitam.

Bonga Randan Dali’ adalah jenis bonga yang alis matanya berwarna hitam.

Bonga Takinan Gayang, adalah jenis yang di punggungnya ada warna hitam menyerupai parang panjang.

Bonga Ulu adalah jenis yang warna putih hanya di kepalanya, sedang bagian leher dan badan berwarna hitam.

Bonga Lotong Boko’ adalah jenis Bonga yang terdapat warna hitam di punggung.

Bonga Bulan, adalah jenis bonga yang seluruh badannya berwana putih.
Bonga Sori, adalah jenis bonga yang warna putih hanya dikepala bagian mata.
Harga Tedong bonga atau kerbau belang, bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya, tergantung dari ukurannya dan warnanya.

Menurut informasi, harga Tedong bonga terbilang mahal karena populasinya yang tergolong langka, dan sulitnya untuk mengembang biakkan kerbau belang ini.

Friday, January 14, 2011

Adat Pernikahan Teraneh diDunia

VIVAnews - Pernikahan dapat
menjadi sebuah momen indah dan
penuh kebahagiaan yang
menandai penyatuan dua insan.
Uniknya, pernikahan seringkali
dilangsungkan dengan berbagai
adat.
Bahkan tak jarang di tengah
kebahagiaan tersebut, pasangan
harus melewati prosesi adat yang
aneh dan irasional. Ada beberapa
tradisi pernikahan yang dianggap
paling aneh di dunia. Simak lima
di antaranya berikut ini:
5. Menculik pengantin wanita
di Roma
Kebanyakan malam pengantin
dihabiskan dengan cara romantis
tetapi tidak dengan adat
pernikahan di Roma. Pengantin
pria diharuskan 'menculik'
pengantin wanitanya. Budaya ini
kental pada kehidupan kaum gipsi
Romawi. Bila seorang pria
berhasil menculik seorang gadis
dan menyembunyikannya selama
dua-tiga hari, ia akan resmi
menjadi istri.
4. Menikahi hewan di India
India tak asing dengan berbagai
cerita takhayul, termasuk dalam
pernikahan. Suku Santhal di India
percaya, jika seorang bayi
perempuan tumbuh gigi di bagian
atas gusi terlebih dulu, itu sebuah
pertanda ia akan dimakan harimau
dalam waktu dekat. Karena itu, ia
harus menikah dengan seekor
anjing untuk menghapus
pengaruh buruk tersebut.
Kisah ini dialami seorang anak
usia sembilan tahun, Karnamoni
Handsa, yang menikah dengan
seekor anjing. Pernikahan ini
dibuat meriah dan dihadiri 100
orang tamu. Setelah upacara
pernikahan 'mengusir setan'
selesai si gadis dapat menikah
dengan pemuda manusia.
3. 'Menghitamkan' pengantin
wanita di Skotlandia
Ada kebiasaan unik dalam adat
pernikahan di Skotlandia. Saat
pernikahan, pasangan pengantin
memakan isi perut domba dan
pengantin prianya memakai
pakaian sejenis rok. Selanjutnya,
pengantin pria, keluarga dan
teman-teman akan menyirami
pengantin wanita dengan telur
mentah, air kotor, saus dan susu
basi. Kebiasaan 'menghitamkan
pengantin wanita' merupakan
ritual pernikahan yang sangat tua
yang dilakukan setelah ikrar
pernikahan.
2. Pengantin wanita harus
gemuk
Beda dengan standar kecantikan
umumnya, di Mauritania wanita
cantik adalah wanita berukuran
besar. Bila seorang wanita akan
menikah, mereka akan
ditempatkan pada sebuah
kampung yang disebut
'penampungan lemak' untuk
'menghilangkan' keriput dan lebih
menarik.
Ritual 'Leblouh' dalam bahasa
lokal mewajibkan gadis yang akan
menikah menyantap segala
macam makanan agar gemuk
dengan cepat. Menu makanan
harian terdiri dari dua kilogram
daging dan lima galon susu unta
tiap hari. Jika mereka
memuntahkannya, petugas
pengawas akan menyiksa mereka.
1. Pengantin dilarang buang
hajat
Tradisi di semenanjung
Kalimantan ini tak kalah aneh.
Setelah ritual pernikahan yang
membahagiakan, suku Tidung
mewajibkan pasangan pengantin
harus menunda membuang
kotoran besar maupun kecil
selama 72 jam atau sekitar tiga
hari tiga malam. Sehingga,
pasangan pengantin akan dibatasi
makan dan minum dan diawasi
agar tidak ke toilet. Jika
menjalani ritual ini, pasangan akan
menjalani pernikahan bahagia,
dianugerahi anak yang banyak dan
sehat.

Tuesday, January 11, 2011

Daftar Nama Lagu Daerah MusikTradisional Khas Budaya Nasional- Kebudayaan Nusantara Indonesia

Lagu Ampar-Ampar Pisang
berasal dari daerah / provinsi
Kalimantan Selatan
Lagu Anak Kambing Saya berasal
dari daerah / provinsi NTT
Lagu Angin Mamiri berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Anju Ahu berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Apuse berasal dari daerah /
provinsi Papua
Lagu Ayam Den Lapeh berasal
dari daerah / provinsi Sumatra
Barat
Lagu Barek Solok berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Batanghari berasal dari
daerah / provinsi Jambi
Lagu Bolelebo berasal dari
daerah / provinsi Nusa Tenggara
Barat
Lagu Bubuy Bulan berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Bungong Jeumpa berasal
dari daerah / provinsi NAD
Lagu Burung Tantina berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu Butet berasal dari daerah /
provinsi Sumatra Utara
Lagu Cik-Cik Periuk berasal dari
daerah / provinsi Kalimantan
Barat
Lagu Cing Cangkeling berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Dago Inang Sarge berasal
dari daerah / provinsi Sumatra
Utara
Lagu Dayung Palinggam berasal
dari daerah / provinsi Sumatra
Barat
Lagu Dek Sangke berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Desaku berasal dari daerah /
provinsi NTT
Lagu Esa Mokan berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Gambang Suling berasal dari
daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Gek Kepriye berasal dari
daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Goro-Gorone berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu Gundul Pacul berasal dari
daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Haleleu Ala De Teang
berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Fluhatee berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu llir-llir berasal dari daerah /
provinsi Jawa Tengah
Lagu Indung-Indung berasal dari
daerah / provinsi Kalimantan
Timur
Lagu Injit-Injit Semut berasal dari
daerah / provinsi Jambi
Lagu Jali-Jali berasal dari
daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Jamuran berasal dari
daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Kabile-bile berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Kalayar berasal dari daerah /
provinsi Kalimatan Tengah
Lagu Kambanglah Bungo berasal
dari daerah / provinsi Sumatra
Barat
Lagu Kampung nan Jauh Di Mato
berasal dari daerah / provinsi
Sumatra Barat
Lagu Ka Parak Tingga berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Keraban Sape berasal dari
daerah / provinsi Jawa Timur
Lagu Keroncong Kemayoran
berasal dari daerah / provinsi DKI
Jakarta
Lagu Kicir-Kicir berasal dari
daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Kole-Kole berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu Lalan Belek berasal dari
daerah / provinsi Bengkulu
Lagu Lembah Alas berasal dari
daerah / provinsi NAD
Lagu Lipang Lipangdang berasal
dari daerah / provinsi Lampung
Lagu Lisoi berasal dari daerah /
provinsi Sumatra Utara
Lagu Macep-cepetan berasal dari
daerah / provinsi Bali
Lagu Madedek Magambiri berasal
dari daerah / provinsi Sumatra
Utara
Lagu Malam Baiko berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Mande-Mande berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu Manuk Dadali berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Ma Rencong berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Mejangeran berasal dari
daerah / provinsi Baii
Lagu Meriam Tomong berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Meyong-Meyong berasal dari
daerah / provinsi Bali
Lagu Moree berasal dari daerah /
provinsi NTB
Lagu Na Sonang Dohita Nadua
berasal dari daerah / provinsi
Sumatra Utara
Lagu Ngusak Asik berasal dari
daerah / provinsi Bali
Lagu Nuluya berasal dari daerah /
provinsi Kalimantan Tengah
Lagu 0 Ina Ni Keke berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Ole Sioh berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu 0 Re Re berasal dari
daerah / provinsi NTB
Lagu Orlen-Orlen berasal dari
daerah / provinsi NTB
Lagu 0 Ulate berasal dari daerah /
provinsi Maluku
Lagu Pai Mura Rame berasal dari
daerah / provinsi NTB
Lagu Pakarena berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Palu Lempong Pupoi berasal
dari daerah / provinsi Kalimantan
Tengah
Lagu Panon Hideung berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Paris Barantai berasal dari
daerah / provinsi Kalimantan
Selatan
Lagu Peia Tawa-Tawa berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi
Tenggara
Lagu Pileuleuyan berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Pinang Muda berasal dari
daerah / provinsi Jambi
Lagu Pitik Tukung berasal dari
daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Potong Bebek berasal dari
daerah / provinsi NTT
Lagu Putri Ayu berasal dari
daerah / provinsi Bali
Lagu Rambadia berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Rang Talu berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Rasa Sayang-Sayange
berasal dari daerah / provinsi
Maluku
Lagu Ratu Anom berasal dari
daerah / provinsi Bali
Lagu Saputanga Bapuncu Ampat
berasal dari daerah / provinsi
Kalimantan Selatan
Lagu Sarinande berasal dari
daerah / provinsi Maluku
Lagu Selendang Mayang berasal
dari daerah / provinsi Jambi
Lagu Sengko-Sengko berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Sepakat Segenap berasal dari
daerah / provinsi DI Aceh
Lagu Sinanggar Tulo berasal dari
daerah / provinsi Sumatera Utara
Lagu Sing Sing So berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Sinom berasal dari daerah /
provinsi DI Yogyakarta
Lagu Sipatokahan berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Sitara Tillo berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Soleram berasal dari
daerah / provinsi Riau
Lagu Surilang berasal dari
daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Suwe Ora Jamu berasal dari
daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Tahanusangkara berasal dari
daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Tanduk Majeng berasal dari
daerah / provinsi Jawa Timur
Lagu Tanase berasal dari daerah /
provinsi Maluku
Lagu Tari Tanggai berasal dari
daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Tebe O Nana berasal dari
daerah / provinsi NTB
Lagu Tekate Dipanah berasal dari
daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Tokecang berasal dari
daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Tondok Kadindangku berasal
dari daerah / provinsi Sulawesi
Tengah
Lagu Tope Gugu berasal dari
daerah / provinsi SulawesiTengah
Lagu Tumpi Wayu berasal dari
daerah / provinsi
KalimantanTengah
Lagu Tutu Koda berasal dari
daerah / provinsi NTB
Lagu Yamko Rambe Yamko
berasal dari daerah / provinsi
Papua

Friday, May 16, 2008

Dero, Tari Perdamaian Poso


Dero, Tari Perdamaian Poso


Palu (ANTARA News) - Dero, tarian dengan formasi melingkar yang diikuti ratusan orang, dikenal masyarakat Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), sebagai tarian perdamaian.

Sudah delapan tahun lebih warga Poso merindukan tarian itu. Selama itulah aparat keamanan melarang pagelaran tarian itu karena alasan keamanan.

Kini pada Festival Danau Poso ke-11, Dero kembali digelar dan dipertontonkan meski hanya beberapa jam saja.

"Masyarakat berbagai suku dan agama bersatu padu kembali. Mereka nampaknya sudah melupakan konflik yang terjadi selama ini," kata Vega Silviana, warga Tentena, Poso, Selasa.

Peserta tari tersebut juga saling berpegangan tangan yang menandakan rasa persatuan dan persahabatan, meski sebelumnya tidak saling mengenal.

Dero biasanya dilakukan pada malam hari, seusai warga menghadiri acara pesta pernikahan atau acara lainnya.

Bahkan hingga menjelang matahari terbit, Dero masih tetap berlanjut. Tarian itu biasanya diiringi musik organ tunggal dengan dua penyanyi. Penyanyinya umumnya juga melantunkan lagu berbahasa daerah atau lagu populer lainnya dengan iringan irama agak cepat.

Tempo lagu yang agak cepat membuat penari Dero lebih bersemangat, bergoyang sambil berputar serah jarum jam atau sebaliknya.

Vega Silviana, menambahkan Dero juga berfungsi untuk mencari kenalan baru.

Dalam Dero, katanya, setiap orang bisa bebas masuk ke dalam lingkaran dan langsung menggandeng tangan. "Kita tidak pernah keberatan, soalnya tujuan Dero adalah untuk bergembira dalam suasana persahabatan yang kental," ujarnya.

Dia mengaku tidak mengetahui kapan Dero pertama kali dilakukan. "Dero sudah ada sejak saya kecil. Bahkan, beberapa daerah di Sulteng Dero juga dilakukan," kata gadis berusia 20 tahun itu.(*)

Kekuatan Hijau Lidah Buaya: Rahasia Kesehatan Alami

Dalam pelukan alam tersembunyi rahasia kesehatan yang telah lama dihargai sejak zaman kuno, lidah buaya atau Aloe vera, tanaman serbaguna ya...