Thursday, March 31, 2011

Mengetahui Filosofi DariNasi Tumpeng

Tumpeng merupakan sajian nasi
kerucut dengan aneka lauk pauk
yang ditempatkan dalam
tampah (nampan besar, bulat,
dari anyaman bambu). Tumpeng
merupakan tradisi sajian yang
digunakan dalam upacara, baik
yang sifatnya kesedihan
maupun gembira.
Tumpeng dalam ritual Jawa
jenisnya ada bermacam-macam,
antara lain : tumpeng sangga
langit, Arga Dumilah, Tumpeng
Megono dan Tumpeng Robyong.
Tumpeng sarat dengan symbol
mengenai ajaran makna hidup.
Tumpeng robyong disering
dipakai sebagai sarana upacara
Slametan (Tasyakuran).
Tumpeng Robyong merupakan
symbol keselamatan, kesuburan
dan kesejahteraan. Tumpeng
yang menyerupai Gunung
menggambarkan kemakmuran
sejati. Air yang mengalir dari
gunung akan menghidupi
tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan
yang dibentuk ribyong disebut
semi atau semen, yang berarti
hidup dan tumbuh berkembang.
Pada jaman dahulu, tumpeng
selalu disajikan dari nasi putih.
Nasi putih dan lauk-pauk dalam
tumpeng juga mempunyai arti
simbolik, yaitu:
Nasi putih: berbentuk gunungan
atau kerucut yang
melambangkan tangan merapat
menyembah kepada Tuhan.
Juga, nasi putih melambangkan
segala sesuatu yang kita
makan, menjadi darah dan
daging haruslah dipilih dari
sumber yang bersih atau halal.
Bentuk gunungan ini juga bisa
diartikan sebagai harapan agar
kesejahteraan hidup kita pun
semakin “naik” dan “tinggi”.
Ayam: ayam jago (jantan) yang
dimasak utuh ingkung dengan
bumbu kuning/kunir dan diberi
areh (kaldu santan yang kental)
, merupakan symbol menyembah
Tuhan dengan khusuk
(manekung) dengan hati yang
tenang (wening). Ketenangan
hati dicapai dengan
mengendalikan diri dan sabar
(nge”reh” rasa). Menyembelih
ayam jago juga mempunyai
makna menghindari sifat-sifat
buruk (yang dilambangkan oleh,
red) ayam jago, antara lain:
sombong, congkak, kalau
berbicara selalu menyela dan
merasa tahu/menang/benar
sendiri (berkokok), tidak setia
dan tidak perhatian kepada
anak istri.
Ikan Lele: dahulu lauk ikan yang
digunakan adalah ikan lele
bukan banding atau gurami
atau lainnya. Ikan lele tahan
hidup di air yang tidak mengalir
dan di dasar sungai. Hal
tersebut merupakan symbol
ketabahan, keuletan dalam
hidup dan sanggup hidup dalam
situasi ekonomi yang paling
bawah sekalipun.
Ikan Teri / Gereh Pethek: Ikan
teri/gereh pethek dapat
digoreng dengan tepung atau
tanpa tepung. Ikan Teri dan
Ikan Pethek hidup di laut dan
selalu bergerombol yang
menyimbolkan kebersamaan dan
kerukunan.
Telur: telur direbus pindang,
bukan didadar atau mata sapi,
dan disajikan utuh dengan
kulitnya, jadi tidak dipotong–
sehingga untuk memakannya
harus dikupas terlebih dahulu.
Hal tersebut melambangkan
bahwa semua tindakan kita
harus direncanakan (dikupas),
dikerjakan sesuai rencana dan
dievaluasi hasilnya demi
kesempurnaan.
Piwulang jawa mengajarkan
“Tata, Titi, Titis dan Tatas”,
yang berarti etos kerja yang
baik adalah kerja yang
terencana, teliti, tepat
perhitungan,dan diselesaikan
dengan tuntas. Telur juga
melambangkan manusia
diciptakan Tuhan dengan
derajat (fitrah) yang sama,
yang membedakan hanyalah
ketakwaan dan tingkah lakunya.
Sayuran dan urab-uraban:
Sayuran yang digunakan antara
lain kangkung, bayam, kacang
panjang, taoge, kluwih dengan
bumbu sambal parutan kelapa
atau urap. Sayuran-sayuran
tersebut juga mengandung
symbol-simbol antara lain:
kangkung berarti jinangkung
yang berarti melindung,
tercapai.
Bayam (bayem) berarti ayem
tentrem,
taoge/cambah yang berarti
tumbuh,
kacang panjang berarti
pemikiran yang jauh ke depan/
innovative,
brambang (bawang merah)
yang melambangkan
mempertimbangkan segala
sesuatu dengan matang baik
buruknya,
cabe merah diujung tumpeng
merupakan symbol dilah/api
yang meberikan penerangan/
tauladan yang bermanfaat bagi
orang lain.
Kluwih berarti linuwih atau
mempunyai kelebihan dibanding
lainnya.
Bumbu urap berarti urip/hidup
atau mampu menghidupi
(menafkahi) keluarga.
Pada jaman dahulu, sesepuh
yang memimpin doa selamatan
biasanya akan menguraikan
terlebih dahulu makna yang
terkandung dalam sajian
tumpeng. Dengan demikian para
hadirin yang datang tahu akan
makna tumpeng dan
memperoleh wedaran yang
berupa ajaran hidup serta
nasehat. Dalam selamatan, nasi
tumpeng kemudian dipotong dan
diserahkan untuk orang tua
atau yang“dituakan” sebagai
penghormatan. Setelah itu, nasi
tumpeng disantap bersama-
sama. Upacara potong tumpeng
ini melambangkan rasa syukur
kepada Tuhan dan sekaligus
ungkapan atau ajaran hidup
mengenai kebersamaan dan
kerukunan.
Ada sesanti jawi yang tidak
asing bagi kita yaitu: mangan
ora mangan waton kumpul
(makan tidak makan yang
penting kumpul). Hal ini tidak
berarti meski serba kekurangan
yang penting tetap berkumpul
dengan sanak saudara.
Pengertian sesanti tersebut
yang seharusnya adalah
mengutamakan semangat
kebersamaan dalam rumah
tangga, perlindungan orang tua
terhadap anak-anaknya, dan
kecintaan kepada keluarga. Di
mana pun orang berada, meski
harus merantau, harus lah tetap
mengingat kepada keluarganya
dan menjaga tali silaturahmi
dengan sanak saudaranya.

No comments:

Kekuatan Hijau Lidah Buaya: Rahasia Kesehatan Alami

Dalam pelukan alam tersembunyi rahasia kesehatan yang telah lama dihargai sejak zaman kuno, lidah buaya atau Aloe vera, tanaman serbaguna ya...