Monday, November 24, 2014

Pantai Kondang Merak Malang Selatan


Hallo guys ... jumpa lagi di jalan jalan saya kali ini, setelah cukup lama sibuk dengan aktifitas pekerjaan maka kali ini saya coba share satu lagi spot yang cukup bagus tuk kita jadikan referensi jalan jalan bagi keluarga. Yuk cekidot guy

Salah satu keunggulan kawasan pesisir Malang Selatan adalah deretan pantainya yang banyak memberi pilihan, baik dari segi jumlah maupun suasana yang diinginkan pengunjung.Berada di kawasan Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur,Kabupaten Malang, lokasi Pantai Kondang Merak berdampingan denganPantai Balekambang dan Pantai Long Bridge yang berjajar dari timur ke barat. Dinamai Kondang Merak, karena pantai ini memiliki Kondang (muara) yang dulu banyak dihuni Burung Merak,sebelum akhirnya punah karena perburuan liar pada 1980 an.

Karena tergolong pantai wisata yang memang belum seramai Sendang Biru maupun Balekambang, Kondang Merak menawarkan suasana yang lebih nyaman jika kalian ingin melihat suasana sunrise dengan siluet karang-karang besar dan bibir pantai yang menjauh karena surut. Tentunya dengan berkemah terlebih dahulu di kawasan ini.Ketika musim hujan, pengunjung yang ingin menginap disarankan untuk tiba sebelum gelap. Dikarenakan akses jalan yang tidak mudah (berbatu dan tanah liat) harus ditempuh sekitar 4 Km mulai dari perempatan rest area sebelum masuk kawasan Balekambang. Dari jalan utama Bantur, arah kiri yang masih berupa jalan tanah adalah akses lintas selatan menuju kawasan Sendang Biru. Di arah yang sama, sekitar 3 Km dari rest area terdapat pantai yang juga digunakan sebagai lokasi wisata religi, Pantai Nganteb.

Arah kanan rest area adalah akses menuju Pantai Kondang Merak dengan jalan yang bisa dilalui kendaraan roda 4, namun bukan untuk jenis sedan.Tiket masuk yang hanya Rp.5000,- (Nov 2014), tentu sangat ramah di kantong para pelancong. Meski belum ada listrik dari PLN, namun banyak warung dan fasilitas kamar mandi yang sudah disediakan warga, termasuk banyaknya tempat sampah, hal yang harusnya mudah ditemukan di kawasan wisata pantai. Di ujung timur pantai juga terdapat perkampungan nelayan. Jika pengunjung ingin membuat api unggun, warga juga menyediakan kayu bakar yang dihargai sekitar Rp.15.000,-

Keuntungan jika tiba sebelum gelap adalah, momen sunset. Sunset di Kondang Merak tak kalah cantik dengan pantai lain.Pasirnya yang berwarna terang, serta dikelilingi banyak pohon dan bukit karang, adalah pilihan yang ditawarkan alam untuk bisa direkam.Selain itu, kita juga akan bisa melihat perjuangan para penduduk yang mencai ikan secara manual. Ketika terang bulan, menjelang pukul 3 pagi air laut mulai surut hingga beberapa ratus meter ke arah laut, saat inilah suasana pantai akan penuh dengan cahaya lampu dari para pencari ikan yang berjalan kaki.

Memang saat ini kondisi terumbu karang di bibir pantai Kondang Merak dalam kondisi rusak, hal ini terlihat jelas ketika surut. Tumpukan puing-puing terumbu karang teronggok dalam volume yang cukup besar di sepanjang pantai, termasuk hamparan tumbuhan laut dalam jumlah besar yang menghitam di atas pasir.Pemandangan seperti ini kian banyak ditemukan di banyak pantai di Malang Selatan (Baca:Terumbu Karang di 18 Pantai Malang SelatanAlami Kerusakan) .Pengunjung yang berfoto dengan memanfaatkan momen air surut, disarankan untuk tidak terlalu jauhke arah laut atau naik ke atas batu karang. Selain tumpukan karang yang cukup tajam, air juga bisa pasang sewaktu-waktu.Menjelang siang, kawasan Kondang Merak akan dipenuhi banyak pengunjung, terutama di hari Minggu. Sebelum menjelajah Pantai Kondang Merak yang cukup luas, sempatkan icip kuliner khas sate gurita yang tersedia di warung kawasan pantai. Tentunya kita harus memesannya terlebih dahulu.
So guys...sepertinya tertarik nih. yuk disiapkan dulu apa apa aja sebelum meluncur kesana, and happy weekend guys smile

Thursday, October 30, 2014

Jembatan Lengkung Baja Palu

1309871938219896519 
Pesona Jembatan Kota Palu
Banyak hal unik yang ditawarkan dari wisata Kota Palu, kota yang menjadi Ibukota salah satu dari 6 Propinsi di Pulau Sulawesi, yaitu Propinsi Sulawasi Tengah. Sebagai ibu kota Propinsi tentunya harus memiliki bangunan atau arsitek yang memberikan nuansa berbeda atau dengan  kota-kota yang lain. Inilah yang dapat kita lihat di Kota Palu sejak didirikannya jembatan Palu 4 pada bulan mei 2006, di mana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mersemikan langsung jembatan unik ini. Tak kalah dari jembatan Ampera di Palembang Sumatera Selatan maupun Jembatan Suramadu di Jawa Timur, jembatan ini memiliki ciri khas warna kuning dengan dua Lengkungan. Konstruksi jembatan ini dinamakan konstruksi cable stayed single plane With box girder. menggunakan sistem busur, dengan lebar 2 x 3,5 m. Jembatan cable stayed merupakan jembatan yang terdiri dari 1 atau lebih kolom (Pylon) yang menopangnya, dengan kabel sebagai penopang terhadap deck jembatan. (matsuo bridge.co.jp/2006).
1309872320605140292
                                        Posisi jembatan dari depan jalan
Dengan keberadaan jembatan ini, teluk palu lebih terwarnai dan menjadi menarik. Sebuah kebanggaan warga Kota Palu secara khusus dan warga Sulawesi Tengah umumnya mengingat jembatan itu merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia, dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Prancis.
Keberadaan Jembatan Palu 4 menambah indahnya pemandangan Teluk Palu di malam hari. Apalagi kalau sedang berada di atas jembatan dan melihat ke langit ketika ada pesawat melintasi Teluk Palu, suasananya begitu menyenangkan ditambah lagi dari atas jembatan terlihat jelas gambaran teluk yang ditandai dengan sinar-sinar lampu penerang. Lampu-lampu perahu nelayan bergerak-gerak di tengah teluk karena diempas gelombang terlihat begitu indah.
Bagi masyarakat yang bermukim di Palu, keberadaan Jembatan Palu 4 mungkin dinilai biasa saja, karena sering dilintasi dan dilihat setiap hari. Tetapi, bagi mereka yang baru sekali menginjakkan kaki di Kota Palu, jembatan Palu 4 adalah sebuah posisi yang menggambarkan Palu dalam matra tiga dimensi. Kota pegunungan, kota laut, dan juga kota lembah. Sangat jarang kota-kota lain di Indonesia seindah ini posisi ibukota provinsinya.
13098726051942478371
Pemandangan Kota Palu di malam hari
Diolah dari berbagai sumber
Salam Kompasiana

Pelabuhan Laut Pantoloan


 PELABUHAN PANTOLOAN
Keindahan Panorama Teluk Palu
Wisatawan yang akan masuk ke Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan jalur laut akan berlabuh di Pelabuhan Pantoloan. Pelabuhan ini berjarak sekitar 22 km dari Kota Palu.
Pemandangan indah bisa anda nikmati ketika kapal memasuki Teluk Palu. Anda bisa naik ke anjungan di haluan sebelah kanan kapal. Akan tampak dikejauhan hamparan pasir putih sebuah pantai. Yah, itulah Pantai Tanjung Karang di Kabupaten Donggala. Gugusan pegunungan, riak ombak serta hembusan angin telah menyambut anda ketika kapal bergerak memasuki Teluk Palu dan semakin mendekat untuk bersandar di Pelabuhan Pantoloan.
 
Gedung Terminal Pelabuhan dan Halaman Parkir
Jarak dari kapal yang anda naiki ke gedung terminal pelabuhan cukup lumayan jauh. Tapi anda jangan khawatir karena para porter telah siap menawarkan jasa untuk mengangkut semua barang bawaan anda hingga ke tempat parkir kendaraan. Petugas informasi di gedung terminal pelabuhan dengan senang hati akan memberikan informasi tentang transportasi yang bisa anda gunakan untuk melanjutkan perjalanan anda dari Pelabuhan Pantoloan menuju Kota Palu.
Selamat datang di Kota Palu...


Wednesday, October 29, 2014

Sejarah Alun Alun Tugu Kota Malang

Siapa sih warga Malang yang tidak tahu letak alun-alun Tugu, Ngalamers? Semuanya bahkan para pendatang pasti tahu dimana letak alun-alun Tugu karena memang tempat ini sudah menjadi icon dari Kota Malang. Hal ini juga ditunjang oleh sekeliling alun-alun yang menjadi tempat berdirinya tempat-tempat penting, seperti Balaikota, Gedung DPRD Malang, sekolah SMA Tugu, hingga Hotel Tugu.
Alun-alun Tugu saat malam hari

Alun-alun Tugu atau yang juga biasa disebut dengan alun-alun bundar ini memang terkenal indah. Rumput serta tanaman yang tertata rapi menjadikan alun-alun Tugu sebagai jujugan warga yang ingin melepas lelah sembari memandang kolam yang dihiasi bunga teratai. Keindahan alun-alun Tugu semakin mempesona saat malam tiba. Tugu berwarna hitam yang berdiri kokoh akan dibanjiri oleh sinar lampu berwarna-warni yang semakin memperindah keberadan tugu tersebut. Apalagi terkadang air mancurnya juga dinyalakan. Wah, Ngalamers pasti akan betah berlama-lama disini.

Apakah pernah terlintas di pikiran Ngalamers, bagaimana ceritanya ya kok alun-alun Tugu ini bisa berdiri? HaloMalang akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan disimak :)

Menurut Media Center Kendedes, taman cikal bakal alun-alun Tugu dibangun oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda pada masa pemerintahan Guberbur Jenderal Jaan Pieter Zoen Coen. Pada waktu itu model taman ini masihlah sederhana berupa taman terbuka tanpa ada tugu dan tanpa dibatasi pagar. Taman ini dibangun sebagai pelengkap halaman gedung Kegubernuran Hindia Belanda.
Cikal bakal alun-alun Tugu

Kemudian, setahun setelah kemerdekaan Indonesia hasil KMB di Den Haag tepatnya 17 Agustus 1946, masyarakat Malang mendesak untuk merubah struktur pemerintahan daerahnya dengan menjadikan orang Indonesia sebagai pimpinannya. Pada saat itu pula diletakkan batu pertama pertanda dibangunnya Monumen Tugu yang ditandangani oleh Mr. Soekarno dan A.G. Suroto.

Namun sayangnya, monumen Tugu sempat dihancurkan Belanda pada saat Agresi Militer Belanda I tahun 1948. Belanda menghancurkan monumen Tugu sebagai bentuk kekesalan Belanda atas kegigihan arek-arek Malang. Pada tahun 1953 monumen Tugu dibangun kembali oleh pemerintah Malang dan diresmikan (lagi) oleh Presiden RI pada waktu itu, Ir. Soekarno.
Diresmikan oleh Soekarno

Alun-alun Tugu juga ternyata tidak dibuat dengan asal-asalan, Ngalamers. Monumen Tugu yang berada di tengah melambangkan pusat untuk kelima penjuru arah, dimana arah yang lebih diutamakan adalah yang menuju Gedung Balaikota. Sedangkan keempat arah lainnya mewakili jalan raya yang berada di luar lingkaran taman ini.

Bentuk monumen Tugu juga memiliki arti tersendiri. Puncak monumen Tugu berbentuk bambu tajam yang berarti bahwa senjata inilah yang pertama kali digunakan bangsa Indonesia untuk melawan penjajah. Ada juga rantai yang menggambarkan kesatuan rakyat Indonesia yang menyatu dan tidak dapat dipisahkan.
Puncak Tugu

Makna lainnya juga terletak pada tangga yang berbentuk 4 dan 5 sudut, bintang yang mempunyai 8 tingkat dan 17 pondasi. Jika digabungkan maka hal ini melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Sementara itu, bunga teratai berwarna putih dan merah yang berada di kolam sekeliling Tugu melambangkan keberanian dan kesucian. Hal ini sesuai dengan warna bendera Indonesia.

Wah ternyata alun-alun Tugu dibangun dengan penuh makna ya Ngalamers. Jadi ketika Ngalamers melintas di kawasan alun-alun Tugu ingatlah akan jasa para pahlawan pendahulu kita ya :)

Alun Alun Tugu Kota Malang

Alun-alun Tugu
Alun-Alun Tugu Kota Malang sering juga disebut sebagai Alun-alun Bundar karena memang berbentuk lingkaran. Dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, alun-alun ini memiliki sebuah tugu yang berdiri kokoh. Tugu yang menjadi kebanggaan Kota Malang ini dulunya merupakan Taman Gubernur Jendral Hindia Belanda J.P. Zoen Coen.

Dikelilingi oleh taman berbunga yang sangat indah serta beberapa pohon Trembesi, tepat di bawah tugu terdapat kolam yang penuh dengan bunga teratai yang selalu mekar. Tepat terletak di depan gedung Balai Kota Malang, Alun-Alun Bundar ini kerap menjadi lokasi untuk sesi foto pra-wedding. Tidak heran memang karena keindahan taman alun-alun Tugu ini memang begitu mempesona.

Meskipun terletak di tengah kota yang seharusnya di penuhi dengan polusi, tetapi udara segar khas Kota Malang tetap bisa Ngalamers rasakan. Selain terletak tepat di depan Kantor Balai Kota, Alun-Alun Tugu Kota Malang juga terletak dekat dengan beberapa sekolah menengah atas seperti SMA 1 dan SMA 4, kantor DPRD Kota Malang, Hotel Tugu, serta stasiun kereta api kota Malang. Ngalamers juga tidak akan butuh waktu lama untuk menuju beberapa pusat perbelanjaan seperti Ramayana, Mitra, Gajahmada, Sarinah, Malang Plaza, atau Matahari Department Store. Selain itu, Ngalamers hanya perlu untuk berjalan 5 menit untuk sampai di pasar hewan dan pasar bunga.

Waktu paling pas untuk datang ke alun-alun ini adalah pada pagi atau sore hari dimana sering terdapat banyak orang melakukan aktivitas olahraga. Jika malam hari alun-alun tugu akan disinari berbagai macam warna lampu yang semakin menambah keindahan alun-alun ini.

Sunday, April 20, 2014

Pantai Talise,Kota Palu

Lokasi: Kota Palu, Sulawesi Tengah - Indonesia 

 PANTAI TALISE
Pantai Romantis di Kota Palu 

Pantai Talise sangat mudah dicapai karena keberadaannya sangat dekat dengan pusat kota. Pagi dan sore hari merupakan saat yang tepat untuk mengunjungi pantai ini.
Pada pagi hari kita akan menikmati suasana yang tenang seiring dengan terbitnya matahari. Jam 7 hingga jam 9 adalah waktu yang baik untuk berenang sambil menikmati indahnya  panorama alam berupa hamparan Teluk Palu serta gugusan pegunungan yang begitu mempesona. Ketika siang hari pengunjung pantai ini sepi karena selain hembusan angin yang kencang, matahari pun bersinar dengan teriknya. 
Pantai Talise tidak kekurangan sarana untuk having funKetika matahari mulai condong ke barat, pantai ini mulai ramai kembali untuk dikunjungi. Terdapat persewaan banana boat, jet ski bagi anda yang menginginkan olahraga air yang dapat membangkitkan adrenalin.
Pantai Talise juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.  
Masih enggan untuk pulang walau matahari sudah terbenam? Jangan khawatir karena suasana pantai akan segera berubah dengan mulai beraktivitasnya para pedagang makanan yang berjualan di sepanjang pantai ini. Dengan jajanan khas yang antara lain berupa saraba, pisang goreng dan banyak pilihan lainnya akan membuat kita betah nongkrong di sana hingga larut malam.
Kemilau lampu-lampu kota serta tampilan megah jembatan lengkung ikon kota ini menambah romantisnya suasana di malam hari. Anda pun dapat menyaksikan pesawat terbang sesaat akan mendarat di bandara Mutiara yang semua jalur penerbangannya masuk melalui teluk Palu ini.
Inilah Pantai Talise, satu dari sekian banyak obyek wisata pantai di Kota Palu.

Teluk Lalong, Kepulauan Banggai

Lokasi: Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah - Indonesia

 TELUK LALONG
Nuansa Pantai Di Malam Hari

Pantai ini merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Luwuk. Daratan yang menjorok ke laut ini memberikan kesenangan dan kepuasan bagi penikmat suasana pantai di malam hari. Sepanjang teluk Lalong ini terdapat cafe-cafe dengan segala jenis makanan. Anda dapat duduk ditepi teluk sambil menikmati secangkir saraba dan pisang goreng. Sungguh nikmat.
Teluk Lalong terletak tepat di pusat Kota Luwuk, dapat ditempuh cukup dengan berjalan kaki atau kendaraan lainnya. Teluk Lalong cukup kecil dibandingkan dengan Teluk Palu, tetapi sangat bersih dan tertata rapi. Tepat dipinggir teluk berdiri Masjid Agung Luwuk, Kantor DPRD Luwuk, serta beberapa bangunan lainnya. Di teluk ini juga pelabuhan bagi kapal-kapal kecil yang melayani jalur antar pulau di sekitar Luwuk / Banggai Kepulauan maupun kapal Pelni. Teluk Lalong sangat cocok untuk tempat jalan-jalan dipagi hari, selain sehat karena berolah raga, juga sekaligus bisa menikmati indahnya suasana pagi di teluk ini.
 

Mengenal Mento Sumenep: Warisan Kuliner Keraton yang Menggugah Selera

Beberapa kuliner dari Pulau madura ini mungkin masih asing bagi Anda semua, bahkan belum pernah mendengar sebelumnya. Apa sih makanan ini te...