ads

Rabu, 02 Oktober 2024

Dampak Osteoporosis pada Lansia, Penyebab, dan Cara Mengatasinya


Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun, sehingga tulang menjadi rapuh dan rentan patah. Penyakit ini umumnya menyerang lansia, khususnya perempuan setelah menopause, tetapi laki-laki juga tidak luput dari risikonya. Tulang yang kuat sangat penting untuk mobilitas dan kualitas hidup seseorang, dan osteoporosis bisa sangat mempengaruhi keseharian manula.

Dampak Osteoporosis pada Lansia

1. Patah Tulang

Salah satu dampak utama osteoporosis adalah meningkatnya risiko patah tulang, terutama di bagian pergelangan tangan, tulang belakang, dan pinggul. Pada lansia, patah tulang pinggul bisa sangat berbahaya karena sering memerlukan operasi dan rehabilitasi panjang, bahkan bisa menyebabkan ketidakmampuan permanen atau kematian.

2. Penurunan Mobilitas dan Kualitas Hidup

Osteoporosis sering menyebabkan hilangnya kemandirian pada lansia. Setelah patah tulang, terutama di bagian pinggul atau tulang belakang, manula bisa mengalami kesulitan berjalan, berdiri, atau bahkan duduk. Ketergantungan pada orang lain untuk aktivitas harian bisa menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan perasaan putus asa atau depresi.

3. Keluhan Nyeri Kronis

Tulang belakang yang rapuh akibat osteoporosis dapat mengalami kompresi, sehingga memicu keluhan nyeri kronis. Deformitas tulang belakang, seperti bungkuk, juga bisa terjadi dan menyebabkan masalah pernapasan dan pencernaan karena tekanan pada organ-organ dalam.

4. Risiko Kematian

Patah tulang pada manula, terutama di area pinggul, memiliki tingkat mortalitas yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh komplikasi yang timbul setelah patah tulang, seperti infeksi, pneumonia, atau penggumpalan darah.

Penyebab Osteoporosis

1. Penuaan

Secara alami, tubuh kita mulai kehilangan kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Proses pembentukan tulang baru melambat, sementara tulang lama terus terdegradasi, menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh.

2. Perubahan Hormonal

Pada wanita, menopause menyebabkan penurunan drastis kadar estrogen, hormon yang berperan dalam menjaga kepadatan tulang. Pada pria, meski penurunan hormon testosteron lebih lambat, penurunan ini juga dapat mempengaruhi kesehatan tulang.

3. Kurangnya Asupan Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan vitamin D adalah nutrisi penting untuk menjaga kesehatan tulang. Kekurangan asupan keduanya bisa meningkatkan risiko osteoporosis. Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium, sehingga kekurangan vitamin D bisa memperparah kondisi tulang.

4. Kebiasaan Buruk

Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang. Begitu juga dengan konsumsi kafein yang berlebihan, yang dapat meningkatkan ekskresi kalsium dari tubuh.

Cara Mengatasi Osteoporosis

1. Meningkatkan Asupan Kalsium dan Vitamin D

Untuk menjaga kesehatan tulang, manula disarankan mengonsumsi cukup kalsium dan vitamin D dari makanan atau suplemen. Makanan seperti susu, yogurt, keju, sayuran hijau, ikan berlemak, dan makanan yang diperkaya vitamin D sangat penting.

2. Latihan Fisik

Olahraga ringan seperti berjalan kaki, angkat beban ringan, dan latihan keseimbangan dapat membantu memperkuat tulang dan otot. Aktivitas fisik juga meningkatkan keseimbangan, sehingga dapat mencegah jatuh yang bisa menyebabkan patah tulang.

3. Terapi Hormonal

Untuk wanita pasca menopause, terapi penggantian hormon (HRT) bisa direkomendasikan oleh dokter untuk menjaga kadar estrogen yang berperan melindungi tulang. Namun, terapi ini memiliki risiko tertentu dan perlu dilakukan dengan pengawasan medis.

4. Obat-obatan

Ada beberapa obat yang dirancang untuk membantu memperlambat kehilangan tulang atau bahkan meningkatkan pembentukan tulang baru. Misalnya, bisfosfonat dan denosumab dapat digunakan untuk memperlambat kerusakan tulang, sedangkan teriparatide dapat merangsang pembentukan tulang baru.

5. Menghindari Faktor Risiko

Mengurangi atau menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebih adalah langkah penting dalam mencegah penurunan kepadatan tulang. Selain itu, mengurangi konsumsi kafein dan soda juga dianjurkan.

Osteoporosis adalah ancaman serius bagi kesehatan lansia, yang dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi patah tulang. Meski faktor usia dan perubahan hormon tidak bisa dihindari, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi osteoporosis. Dengan nutrisi yang tepat, aktivitas fisik teratur, dan pengelolaan medis yang baik, lansia dapat tetap sehat dan menjaga mobilitas mereka lebih lama.


Tidak ada komentar:

Causes of Color Blindness: Is It Hereditary and How Is It Treated?

What Is Color Blindness ? Color blindness is a condition where an individual has difficulty or is unable to distinguish between certain colo...