ads

Jumat, 04 Oktober 2024

Mengenal Brugada Syndrome dan Sudden Cardiac Death (SCD): Penyebab dan Pencegahannya

Heat Attack vs Sudden Cardiac Arrest

Belakangan ini, kasus Sudden Cardiac Death (SCD) yang dialami Marissa Haque menyorot perhatian publik. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan SCD adalah Brugada Syndrome. Apa sebenarnya Brugada Syndrome dan bagaimana kaitannya dengan kematian mendadak?

Apa itu Brugada Syndrome?

Brugada Syndrome adalah kelainan genetik yang mempengaruhi sistem listrik jantung, sehingga dapat menyebabkan irama jantung yang tidak normal atau aritmia. Gejala yang sering muncul termasuk pingsan, kesulitan bernapas, kejang, hingga kematian mendadak. Biasanya, sindrom ini muncul pada usia dewasa sekitar 40 tahun, sering kali saat beristirahat atau tidur.

Penyebab utama dari sindrom ini adalah mutasi genetik yang mengganggu sinyal listrik di jantung, khususnya pada gen SCN5A. Namun, sekitar 70% kasus Brugada Syndrome tidak menunjukkan mutasi genetik yang jelas. Pemicu lainnya bisa termasuk demam tinggi, konsumsi alkohol berlebihan, dan beberapa jenis obat.

Kaitannya dengan Sudden Cardiac Death (SCD):

Sudden Cardiac Death terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak akibat aritmia yang fatal, seperti ventricular fibrillation. Pada pasien dengan Brugada Syndrome, risiko SCD meningkat signifikan karena aritmia ini sering muncul tanpa peringatan sebelumnya.

Bagaimana Diagnosisnya?

Brugada Syndrome sering didiagnosis melalui pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) yang dapat mendeteksi pola listrik abnormal pada jantung. Jika hasil EKG tidak cukup jelas, tes lanjutan seperti studi elektrofisiologi dan pengujian genetik juga dapat dilakukan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kematian jantung mendadak.

Cara Mengatasi dan Pencegahan:

Tidak ada obat untuk Brugada Syndrome, tetapi ada beberapa cara untuk mengurangi risiko komplikasi. Salah satu yang paling efektif adalah pemasangan alat Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD), yang berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki aritmia dengan memberikan kejutan listrik. Selain itu, prosedur ablasi juga bisa dilakukan untuk menghancurkan jaringan jantung yang menyebabkan aritmia.

Bagi individu yang sudah terdiagnosis atau memiliki riwayat keluarga dengan Brugada Syndrome, pengobatan dini dan pengelolaan kondisi seperti demam, yang dapat memicu gejala, sangat penting. Pemantauan dan konsultasi dengan dokter spesialis jantung adalah langkah utama dalam pencegahan SCD pada penderita.

Brugada Syndrome adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan kematian mendadak jika tidak diidentifikasi dan dikelola dengan tepat. Penting untuk menyadari gejalanya dan berkonsultasi dengan ahli jantung jika ada riwayat keluarga yang menunjukkan risiko. Meski tidak bisa disembuhkan, pengobatan dan pencegahan melalui perangkat medis seperti ICD dapat menyelamatkan nyawa.


Tidak ada komentar:

Causes of Color Blindness: Is It Hereditary and How Is It Treated?

What Is Color Blindness ? Color blindness is a condition where an individual has difficulty or is unable to distinguish between certain colo...