Phoenix Mendarat di Permukaan Mars
Setelah menempuh menempuh jarak 422 juta mil dalam waktu 10 bulan. wahana pendarat Phoenix yang dioperasikan NASA berhasil mendarat di lingkaran kutub utara Mars. Phoenix mendarat pada Senin pagi, 26 Mei waktu Indonesia.
Sinyal radio yang diterima pada 25 Mei pukul 16:53:44 Waktu Pasifik (26 Mei, 06:53:44 WIB) menunjukkan bahwa wahana tersebut berhasil bertahan dalam proses pendaratan yang sulit dan berbahaya, dan telah menyentuh permukaan Mars 15 menit sebelum sinyal diterima. Selisih waktu tersebut adalah saat yang dibutuhkan sinyal dari wahana tersebut untuk melaju dengan kecepatan cahaya menuju Bumi. Konfirmasi ini disambut sorak sorai oleh para anggota tim di Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, Lockheed Martin Space Systems di Denver, dan di University of Arizona.
Citra pertama yang diterima dari Phoenix setelah mendarat adalah gambar panel surya wahana tersebut. Citra ini digunakan para pengendali di Bumi untuk memastikan panel surya tersebut telah mengembang secara sempurna. Gambar permukaan yang diterima selanjutnya menunjukkan daerah yang relatif datar dengan hanya sedikit bebatuan dan tidak didapati adanya es.
Citra panel surya Phoenix (kiri) dan pemandangan di lokasi pendaratan (kanan)
(Gambar: NASA)
Dalam misi yang direncanakan berlangsung selama 3 bulan kedepan, Phoenix akan mempelajari lapisan es yang ada dibawah permukaan tanah di planet merah tersebut. Wahana ini membawa instrumen ilmiah khusus untuk menganalisis apakah lapisan es tersebut di suatu waktu pernah meleleh dan apakah terdapat bahan kimia organik pada lapisan tanah beku di Mars. Keduanya adalah pertanyaan kunci dalam mengevaluasi apakah lingkungan Mars pernah mendukung bentuk kehidupan mikrobial.
Phoenix dikembangkan berdasarkan wahana yang semula direncanakan untuk dikirim pada 2001, namun kemudian dibatalkan menyusul kegagalan pendaratan wahana serupa pada 1999. Para peneliti yang mengusulkan misi Phoenix pada 2002 melihat wahana yang tak terpakai itu sebagai suatu kesempatan ilmiah. Sebelumnya, di tahun yang sama, wahana Mars Odyssey menemukan sejumlah besar es air yang tersimpan dibawah permukaan pada darah lintang tinggi di Mars. NASA kemudian memilih proposal Phoenix diantara 24 proposal lain sebagai misi lanjutan ke Mars.
Phoenix juga akan mempelajari aspek lainnya dari tanah dan atmosfer Mars menggunakan kemampuan peralatan yang belum pernah digunakan sebelumnya, termasuk seperangkat stasiun cuaca yang dibuat di Canada. (mars.jpl.nasa.gov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar