INILAH.COM, Jakarta - Setelah menuai kontroversi, pesawat kepresidenan Boeing Business Jet bertipe 737-800 BBJ-2, jadi dibeli. Di dalamnya terdapat banyak fasilitas canggih.
Pemerintah sudah sepakat membeli pesawat kepresidenan. Pesawat ini akan bermanfaat mendukung perjalanan presiden RI di masa datang. Pesawat canggih itu adalah Boeing Business Jet bertipe 737-800 BBJ-2.
Pesawat canggih asal AS ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain berspesifikasi khusus kepresidenan, dapat mendarat di bandara kecil, kapasitasnya 70 orang, dan dapat terbang tanpa henti selama 10 jam.
Boeing Business Jet adalah pesawat hasil kerja sama antara Boeing dan General Electric pada Juli 1996. Kedua perusahaan ini bersama-sama mengembangkan dan memasarkan pesawat tipe 737 yang sengaja dibuat untuk kalangan profesional, korporat, dan kepresidenan.
Tipe 737 versi awal adalah 737-700 BBJ. Pesawat ini pertama kali mulai dirakit Boeing pada 11 Agustus 1998, dan diterbangkan pertama kali pada 4 September tahun yang sama.
Kemudian Boeing mengembangkan versi 737-800. Pesawat versi baru ini secara teknis memiliki komponen sayap yang lebih kuat, dengan gigi pendaratan yang lebih besar dan lebih berat. Pesawat generasi baru ini memiliki 3 hingga 10 tangki bahan bakar tambahan.
Di bagian interiornya terdapat kokpit untuk dua awak pesawat. Di sana ada enam layar monitor LCDEFIS untuk memonitor jalannya penerbangan, dan dilengkapidengan dual GPSbuild in, TCAS, GPWS, dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics.
Sedangkan di bagian penumpang terdapat rest area untuk kru, lounge, serta private suite yang menyediakan tempat tidur besar. Di bagian ini juga ada fasilitas kamar mandi privat yang dilengkapi shower.
Di kabin belakang, 24 kursi penumpangnya bisa diubah jadi tempat tidur. Di sini juga ada kamar mandi. Tidak hanya itu, di dalam pesawat ini juga ada ruang khusus untuk konferensi, serta gymnasium yang dapat digunakan jika presiden kita ingin berolahraga.
Instalasi tangki bahan bakarnya dikerjakan oleh perusahaan DeCrane di Georgetown, Delaware. Dari sana, barulah interior dan pengecaran eksteriornya dilakukan.
Dibandingkan dengan versi sebelumnya, versi 800 ini punya ukuran 5,84 meter lebih panjang, yakni mencapai 39.47 m, sedangkan tingginya 12.55 m. Dibandingkan dengan versi 700, pesawat ini punya ruang kabin 25% lebih lebar dan kapasitas bagasinya 100% lebih luas.
Dalam keadaan kosong, pesawat ini berbobot 45.730 kg, dan pada saat terbang bobot maksimalnya 79.015 kg.
Boeing 737-800 ini mulai terbang perdana pada 11 Oktober 1999, memperoleh sertifikasi pada September 2000, dan pertama kali dipesan pada 28 Februari 2001.
Pemerintah menganggap membeli pesawat adalah cara tepat untuk menghemat dana APBN. Sebelumnya, pemerintah menghabiskan dana Rp 175 milyar per tahun untuk menyewa satu unit pesawat Garuda Indonesia.
Namun Boeing 737-800 ini kabarnya awet untuk dapat digunakan selama 25 tahun, sehingga dengan adanya pesawat ini, pemerintah diharapkan dapat menghemat dana APBN.
Presiden RI akan bisa mulai menikmati pesawat tersebut pada 2013. Perjanjian jual belinya sudah ditandatangani pada 27 Desember 2010 dengan harga yang lebih murah dari seharusnya.
Aslinya pesawat tersebut seharga US$62 juta. Namun pemerintah melakukan negosiasi sehingga pesawat itu terbeli dengan harga turun sebesar US$4 juta atau sekitar Rp 36 miliar. Harga pastinya adalah US$58 juta atau sekitar Rp 522 miliar. Pemerintah akan membayarnya secara mencicil. [mor]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar