ads

Kamis, 29 Agustus 2013

Tedong Bonga, apa itu???

@instanusantarasulawesi photo shots
Photo by @_supriadi_
Location : Tana Toraja

'Tedong Bonga' (kerbau belang). Demikian masyarakat Tana Toraja menyebut kerbau ini. Kombinasi warna yang melekat dinilai unik. Karena unik, Tedong Bonga ini cenderung dikeramatkan.
Kelahiran Tedong Bonga bagi pemiliknya merupakan suatu berkah. Upaya untuk perkawinan silang pun jarang sekali berhasil. Jadi kelahiran Tedong Bonga sangat kebetulan.

Bonga memiliki beberapa variasi dari segi kombinasi warna dan tanda-tandanya.

Bonga Saleko atau Bonga Doti adalah jenis yang warna hitam dan putih hampir seimbang, dan ditandai dengan taburan bintik-bintik di sekujur tubuhnya.
Bonga Sanga’daran adalah jenis yang di bagian mulutnya dinominasi warna hitam.

Bonga Randan Dali’ adalah jenis bonga yang alis matanya berwarna hitam.

Bonga Takinan Gayang, adalah jenis yang di punggungnya ada warna hitam menyerupai parang panjang.

Bonga Ulu adalah jenis yang warna putih hanya di kepalanya, sedang bagian leher dan badan berwarna hitam.

Bonga Lotong Boko’ adalah jenis Bonga yang terdapat warna hitam di punggung.

Bonga Bulan, adalah jenis bonga yang seluruh badannya berwana putih.
Bonga Sori, adalah jenis bonga yang warna putih hanya dikepala bagian mata.
Harga Tedong bonga atau kerbau belang, bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya, tergantung dari ukurannya dan warnanya.

Menurut informasi, harga Tedong bonga terbilang mahal karena populasinya yang tergolong langka, dan sulitnya untuk mengembang biakkan kerbau belang ini.

Jumat, 16 Agustus 2013

Tong Sin Fu

Salah satu orang penting di balik keberhasilan Tiongkok menguasai bulutangkis dunia adalah Tong Sin Fu alias Tang Xianhu. Pelatih kelahiran Lampung itu pernah memoles generasi emas bulu tangkis Indonesia . Dia terpaksa kembali ke Tiongkok karena permohonannya menjadi WNI (warga negara Indonesia) ditolak. Pria renta itu hampir selalu berada di tepi lapangan setiap kali Lin Dan tampil pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Kepalanya terbungkus topi dan sebuah tas diselempangkan di pundak. Lin Dan, pebulu tangkis tunggal pria andalan Tiongkok, selalu menoleh ke arah pria itu setiap kali lawan berhasil menerobos pertahanannya. Menunggu instruksi. Lin Dan, yang sejatinya hanya diunggulkan di peringkat kelima, akhirnya berhasil menjadi juara dunia di Gachibowli Indoor Stadium, Hyderabad, 10?16 Agustus lalu. Keberhasilannya, antara lain, berkat instruksi pria tua yang tak lain adalah Tong Sin Fu, pelatih tim nasional (timnas) Tiongkok. Itu adalah gelar juara dunia ketiga bagi pemain berjuluk Super Dan tersebut, setelah memenanginya pada 2006 dan 2007. Di partai final, Tong tak tampak di pinggir lapangan lagi. Alasannya, mungkin, partai tersebut mempertemukan sesama pemain Tiongkok, Lin Dan v Chen Jin. Tong adalah sosok yang sangat berjasa bagi kemajuan bulu tangkis di negeri terpadat di dunia itu. Sentuhan magisnya membuat Tiongkok menjadi raksasa bulu tangkis di era modern ini. Para pemain Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir, memang bermain dengan kemampuan jauh di atas pemain mana pun. Tak heran, pada kejuaraan di India itu timnas Tiongkok hanya kehilangan gelar ganda campuran. Empat nomor lain dikuasai pemain Tiongkok. Bahkan, tiga partai final berlangsung antarpemain Tiongkok. Sebaliknya, Indonesia terpuruk. Nova Widianto/Liliyana Natsir, satu-satunya wakil di final kerjuaraan itu,?dikalahkan duet Denmark, Thomas Laybourn/ Kamilla Rytter Juhl. Melatih pemain Tiongkok, kata Tong, tidak terlalu susah. Sebab, mereka sangat berbakat. "Di Tiongkok, para pemandu bakat telah menyediakan pemain- pemain bagus. Kami, para pelatih, tinggal memoles," katanya dengan bahasa Indonesia yang masih fasih. Tong memang lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Tapi, orang tua saya memberi nama Tong Sin Fu," paparnya kala ditemui di sela Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Ketika masih menangani timnas Indonesia, dia punya nama Fuad Nurhadi. Tak kurang dari tiga puluh tahun dia menjadi pelatih bulu tangkis. Kepelatihannya berawal pada akhir 1979, saat dia mulai gantung raket. Selama enam tahun Tong memoles para pemain wanita Tiongkok. Di antaranya Li Lingwei dan Han Aiping. Dua pebulu tangkis andalan Tiongkok di era 1980-an. Kemudian pada 1986 Tong melatih di Indonesia. Awalnya, dia tidak menangani pemain Pelatnas Cipayung. Dia melatih di klub Pelita Jaya milik Aburizal Bakrie. Ketika itu dia dikontrak USD 750 per bulan. Setelah itu Tong ditarik untuk menangani pebulu tangkis yang ditempa di Pelatnas Cipayung. Ketika itu sejumlah pemain legendaris nasional masih di pelatnas. Seperti Liem Swie King di masa-masa akhirnya, Icuk Sugiarto, dan Hastomo Arbi. Kemudian, dia ikut membidani lahirnya para pemain generasi emas, seperti Alan Budikusuma, Ardi B. Wiranata, dan Hariyanto Arbi. Bahkan, Tong mengantarkan Alan meraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Waktu itu Susi Susanti juga berhasil meraih emas sehingga dijuluki pengantin emas. "Para pemain Indonesia saat itu memang berbeda dengan yang ada sekarang," katanya. "Secara kualitas mereka lebih baik. Selain itu, saya lihat mereka punya semangat dan kemauan keras untuk menjadi juara," lanjut pria 68 tahun itu. "Filosofi saya sebagai pelatih adalah bukan pelatih yang harus pandai, melainkan pemain sendiri. Tugas pelatih hanya membantu," sambungnya. Pemain terakhir Indonesia yang ditangani adalah Hendrawan yang juga sempat menyabet juara dunia. Pada 1998 dia memutuskan kembali ke Tiongkok setelah permohonannya menjadi warga negara Indonesia (WNI) ditolak. "Kenapa itu (penolakan menjadi WNI, Red) diungkit-ungkit lagi. Itu sudah cerita lama," kata pria yang kini menetap di Fuzhou tersebut. "Waktu itu saya sudah berusaha mati-matian untuk menjadi WNI, tapi tetap tidak dikabulkan. Apa mau dikata," katanya. Dia hanya terdiam ketika ditanya apakah masih ingin menjadi WNI. "Saya cukup bahagia dengan posisi saya saat ini. Kalau toh bisa menjadi WNI, sekarang usia saya sudah lanjut," kata suami Li Qing itu, sembari sesekali membenarkan letak topinya. Meski begitu, dia belum tahu kapan akan pensiun sebagai pelatih. "Saya menikmati peran saya sekarang. Selama saya masih kuat, saya akan terus melatih. Sebab, di usia ini kalau tidak ada kegiatan, malah tidak enak," paparnya. Di Tiongkok, Tong tak langsung melatih tim nasional, melainkan menjadi pelatih tim bulu tangkis Provinsi Fujian. Tak lama kemudian, dia melatih timnas Negeri Panda itu. Pada Olimpiade Sydney 2000, dia harus melihat anak didiknya, Xia Xuanze, menyerah di tangan Hendrawan yang pernah dilatihnya. Namun, Hendrawan hanya meraih perak di Olimpiade itu setelah di final dikalahkan Ji Xinpeng, pemain lain Tiongkok. Salah satu keberhasilan Hendrawan saat itu berkat arahan Tong Sin Fu. Sebaliknya, keberhasilan Ji Xinpeng mengalahkan Hendrawan "yang kini melatih tim Malaysia" juga berkat sentuhan Tong Sin Fu. Setelah itu Tong ikut membidani lahirnya para pebulu tangkis andalan Tiongkok saat ini. Misalnya, Lin Dan, Chen Jin, Bao Chunlai, dan ganda pria Cai Yun/ Fu Haifeng. Nama-nama inilah yang beberapa tahun terakhir mendominasi peta persaingan bulu tangkis dunia. Bahkan, selain mengantarkan Lin Dan hat-trick juara dunia, dia berhasil mengantar Super Dan meraih medali emas Olimpiade Beijing tahun lalu. Tong merupakan salah satu pemain junior Indonesia terbaik di era 1950-an. Pada 1960, dia pergi ke Tiongkok bersama rekannya, Hou Chia Chang, asal Surabaya. "Saya meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi sambil bermain bulu tangkis," tutur bapak dua anak itu. Dia meninggalkan orang tua dan tiga saudaranya, yang saat itu tinggal di daerah Pejompongan, Jakarta. Di Tiongkok karir bulu tangkis Tong Sin Fu melesat. Hanya dalam lima tahun dia sudah menjadi juara nasional. Gelar itu dikuasai sampai 1975. Hou Chia Cang juga berhasil. Mereka berdua dijuluki Raksasa Tiongkok karena keperkasaannya. Sayang, ketika itu pemerintah Tiongkok tak mengizinkan atlet- atletnya mengikuti turnamen di Eropa atau di negara-negara yang tak sepaham. Akibatnya, nama mereka berdua tidak begitu dikenal secara internasional. Tapi, pers Barat yang mengendus keberadaan mereka menganggapnya sebagai kekuatan tersembunyi. Tong hanya tampil di Ganefo (Games of The New Emerging Forces) 1963 dan 1966. Dia menjadi juara tunggal pria. Pada 1976, ketika rezim komunis Tiongkok mulai terbuka dan mengizinkan atlet-atletnya bermain di luar negeri, Tong dan Hou mulai menunjukkan kemampuan. Bahkan, di sebuah laga ekshibisi, Tong berhasil menggilas pemain terbaik Eropa saat itu, Erland Kops, dengan skor sangat telak, 15-0, 15-0. Oleh pers Barat, Tong dijuluki The Thing. Ketika itu dominasi tunggal pria dunia di tangan Rudy Hartono yang berhasil menjuarai All- England delapan kali. Tapi, Tong maupun Hou tidak sempat ditarungkan dengan jagoan Indonesia itu. Mereka pernah bertemu Iie Sumirat dalam sebuah even antarpemain Asia di Bangkok pada 1976. Iie Sumirat berhasil memecundangi keduanya. Saat dikalahkan Iie Sumirat, usianya sudah 34 tahun. Tak lama kemudian, dia memutuskan gantung raket, dan menjadi pelatih. Tong mengaku, meski sudah tak tinggal dan melatih di Indonesia, dia terus memperhatikan perkembangan bulu tangkis di negeri kelahirannya ini. Dia tak menampik, saat ini prestasi bulu tangkis nasional memang tak sebaik di era-era sebelumnya. Tapi, dia yakin, Indonesia kembali bangkit. "Hanya masalah waktu menunggu bulu tangkis Indonesia berkibar kembali," ucapnya. Dia mengaku masih punya banyak sanak-saudara di Indonesia. Sesekali dia pulang ke Indonesia. Kedua anaknya "dia tidak mau menyebutkan namanya" juga dilahirkan di Indonesia .

Jumat, 02 Agustus 2013

Mie Serdadu Rasa Jenderal

Mie Serdadu , "Harga Kopral, Pedasnya Jendral". Slogan tersebut mungkin bisa Ngalamers artikan dengan "harga merakyat, pedasnya melangit". Mie Serdadu ini sebenarnya merupakan sebuah mie ayam yang dikreasikan dengan aneka sayur dan buah sehingga memiliki citarasa yang khas dan berbeda dari kebanyakan mie, Ngalamers. Warna-warni Mie Serdadu sendiri diperoleh dari sari sayur dan buah- buahan tanpa bahan pengawet dan pewarna yang dijamin menyehatkan untuk dikonsumsi. Rasanya sendiri memiliki tingkat kepedasan yang cukup bervariasi dan patut dicoba. Rumah makan yang menghadirkan Mie Serdadu ini ada di Kota Wisata Batu, Ngalamers. Tepatnya yakni berada di Jalan Agus Salim 16 Batu, depan Hotel Batu. Informasi lebih lanjut bisa Ngalamers tanyakan langsung di: Twitter: @MieSerdadu Facebook: Mie Serdadu Email: mie_serdadu@yahoo.com Sumber & Gambar: Mie Serdadu

Depot Widari, Malang

Saat sedang " ngidam" makan Chinese food, Ngalamers dapat menjadikan Depot Widari sebagai alternatif pilihan yang menjanjikan. Depot Widari ini buka dari pukul 06.30 pagi hingga 14.00 WIB, kemudian dibuka lagi dari jam 17.00 sampai 21.00 malam setiap harinya. Lokasi Depot Widari ini berhadapan langsung dengan KFC Kawi Atas. Tempatnya memang tidak terlalu besar, jadi untuk menemukannya Ngalamers harus jeli membaca plang nama yang dipasang di atas depot ini. Menu-menu yang ditawarkan di depot ini cukup menggugah selera lo. Beberapa menu favorit pelenggan seperti bakso goreng, mie atau siomay bisa Ngalamers pesan juga. Depot Chinese Food Widari ini pun menyediakan ragam menu masakan oriental lainnya yakni, bakwan, bubur ayam, cap cay, koloke, bakmi, nasi goreng, tahu ikan, dan masih banyak lagi. Sumber & Gambar: krepektempe.blogspot.com & id.foursquare.com

Gunung Roraima,Venezuela

Gunung Roraima, Venezuela Gunung Roraima adalah 'meja di atas awan'. Ya, gunung batu ini punya puncak yang berupa daratan. Uniknya, puncak tersebut selalu tertutup awan. Roraima di Venezuela ini bisa didaki wisatawan yang ingin berada di puncaknya. Gunung batu ini juga punya Angel Falls, yang disebut-sebut air terjun tertinggi di dunia. Dakilah gunung setinggi 2.810 mdpl ini dan berdirilah di puncaknya. Di sekeliling Anda hanya ada awan!

Antelope Canyon,Arizona

Antelope Canyon, AS Antelope Canyon di yang berada di Negara Bagian Arizona, AS bakal membuat Anda mematung. Lorong-lorong di dalam ngarainya memiliki bentuk lekukan yang sempurna. Ini diakibatkan banjir badang, erosi, dan air hujan bertahun-tahun. Waktu terbaik untuk melihat kecantikan Antelope Canyon adalah saat siang hari. Saat itulah dinding-dinding ngarainya berwarna merah keemasan akibat disinari cahaya matahari. Sempurna, tentu saja!

Danau Hillier, Australia

Danau Hillier, Australia Kalau biasanya Anda melihat danau dengan warna biru luas, maka siap-siap tercengang dengan Danau Hiller di Kepulauan Recherche, Australia Barat. Danau yang panjangnya 600 meter ini berwarna merah muda. Kalau diliat dari ketinggian, seperti susu stoberi! Belum terbukti asal-usul warna merah muda pada danaunya. Disinyalir, berasal dari bakteri merah halofilik pada kerak garam yang bisa membuat warna airnya ikut menjadi merah. Asyiknya, wisatawan bisa berenang sepuasnya di Danau Hillier ini.

Cara Aktivasi Windows 10 Permanen GRATIS (100% Work)

  Cara Aktivasi Windows 10 Permanen GRATIS (100% Work) Windows 10 merupakan sistem operasi keluaran Microsoft yang saat ini paling banyak di...