Tuesday, June 1, 2010

Resiko yg timbul dr perkawinan sedarah

detikcom - Jakarta, Dari
seluruh penduduk dunia,
kemungkinan sekitar 20-50
persen melakukan
pernikahan antar kerabat
dengan pasangan hidup
berasal dari leluhur yang
sama. Benarkah
pernikahan sedarah (garis
keturunan yang dekat)
berisiko mendatangkan
keturunan yang cacat?
Pernikahan sedarah yang
dimaksud disini adalah
antar sepupu, satu marga
atau yang garis
keluarganya dekat, tapi
bukan sedarah kandung
atau incest.
Pernikahan sedarah
banyak terjadi biasanya si
pasangan baru sadar
setelah merunut garis
keluarganya. Pernikahan
sedarah juga terjadi pada
Charles Darwin yang
menikah dengan sepupu
pertamanya Emma.
"Salah satu bahaya yang
bisa timbul dari
pernikahan sedarah
adalah sulit untuk
mencegah terjadinya
penyakit yang terkait
dengan gen buruk
orangtua pada anak-
anaknya kelak," ujar
Debra Lieberman dari
University of Hawaii,
seperti dikutip dari
LiveScience, Senin
(31/5/2010).
Lieberman menuturkan
pernikahan dengan
saudara kandung atau
saudara yang sangat
dekat bisa meningkatkan
secara drastis
kemungkinan
mendapatkan dua salinan
gen yang merugikan,
dibandingkan jika
menikah dengan orang
yang berasal dari luar
keluarga.
Hal ini disebabkan
masing-masing orang
membawa salinan gen
yang buruk dan tidak ada
gen normal yang dapat
menggantikannya,
sehingga pasti ada
beberapa masalah yang
nantinya bisa
menyebabkan anak
memiliki waktu hidup
pendek.
Profesor Alan Bittles,
direktur dari pusat
genetik manusia di Perth,
Australia telah
mengumpulkan data
mengenai kematian anak
yang dilahirkan dari
pernikahan antara sepupu
dari seluruh dunia.
Diketahui bahwa adanya
peningkatan risiko
tambahan kematian
sekitar 1,2 persen
dibandingkan pernikahan
bukan saudara dekat.
Sementara itu untuk cacat
lahir terdapat
peningkatan risiko sekitar
2 persen pada populasi
umum dan 4 persen pada
pernikahan yang
orangtuanya memiliki
kekerabatan dekat.
Kondisi genetik yang lebih
umum terjadi pada
pernikahan kerabat
adalah gangguan resesif
langka yang bisa
menyebabkan berbagai
macam masalah, seperti
kebutaan, ketulian,
penyakit kulit dan kondisi
neurodegeneratif.
"Hampir semua orang
membawa mutasi genetik,
tapi ketika suatu populasi
memiliki ruang lingkup
yang kecil maka mutasi
gen akan menjadi lebih
sering terjadi," ungkap
Prof Bittles, seperti
dikutip dari BBC.
Jika dua orang yang
membawa gen resesif
mereproduksi, maka
anak-anaknya memiliki
satu dari empat
kesempatan untuk
memiliki kelainan
tersebut dan satu dari
dua anak memiliki
kesempatan menjadi
pembawa sifat (carrier).
Hal inilah yang
membahayakan
pernikahan sedarah atau
memiliki hubungan
kekeluargaan yang dekat,
karena risiko penyakit
atau kondisi genetik
tertentu menjadi lebih
besar.
Prof Bittles menjelaskan
sangat penting bagi orang
yang akan menikah untuk
melakukan pemeriksaan
genetik terlebih dahulu
agar bisa mencegah
dampak yang mungkin
terjadi pada anak-
anaknya. Cara ini
merupakan penyaringan
selektif yang jauh lebih
efektif.

No comments:

Kekuatan Hijau Lidah Buaya: Rahasia Kesehatan Alami

Dalam pelukan alam tersembunyi rahasia kesehatan yang telah lama dihargai sejak zaman kuno, lidah buaya atau Aloe vera, tanaman serbaguna ya...