Minggu, 13 Juni 2010

Fakta fakta menyenangkan seputar gula

ANDA keranjingan
makanan manis dan
mulai berpikir apakah
gula bisa memicu
ketergantungan?
Menurut pakar, Anda
tidak perlu menghindari
gula sepenuhnya, tapi
cobalah mengurangi.
Untuk membantu Anda
mengontrol asupan
gula, berikut fakta
mengenai gula.
Gula picu
ketergantungan?
Semua orang, terang
Marcia Pelchat PhD dari
Monell Chemical Senses
Center, cenderung
menyukai gula. Akan
tetapi, perannya dalam
memicu ketergantungan
belum bisa dipastikan.
Para peneliti, terang dia,
belum yakin apakah
orang-orang bisa
ketergantungan secara
fisik terhadap gula.
Akan tetapi, beberapa
studi yang dilakukan
pada hewan
menunjukkan adanya
kemungkinan."Pada
hewan-hewan yang
diberikan akses
berselang terhadap
gula, terjadi perubahan
dopamine otak, sama
seperti kecanduan obat-
obatan," terang Pelchat,
seperti dikutip situs
webmd.com.
Berbeda dengan
penyalahgunaan obat-
obatan, orang-orang
tidak gemetar saat
berhenti mengonsumsi
gula. Tapi, orang-orang
dengan keranjingan
gula konstan tetap
menunjukkan satu
gejala
ketergantungan."Orang-
orang ini akan terus
mengonsumsi meskipun
sudah tahu akibat
buruknya."
Gula perburuk
kolesterol?
Para peneliti telah
menemukan hubungan
antara gula dan kadar
lemak darah tidak
sehat."Ada hubungan
antara asupan gula dan
dislipidemia
(peningkatan kadar
trigliserida dan
penurunan kadar
kolesterol baik HDL),"
terang Rachel K.
Johnson, RD MPH PhD,
seorang profesor di
bidang nutrisi dari
University of Vermont.
Gula picu diabetes?
"Makan gula saja tidak
akan menyebabkan
diabetes," terang
Johnson, Tapi,
penelitian besar
menunjukkan adanya
hubungan antara
asupan minuman
berpemanis dengan
diabetes.
Penyebab utamanya,
terang dia,
kemungkinan adalah
obesitas. Minuman
berpemanis berkaitan
dengan indeks massa
tubuh tinggi atau
kelebihan berat dan
obesitas."Yang telah
dikenal sebagai faktor
risiko diabetes."
Gula ganggu kesehatan
anak?
Gula, terang pakar diet
Kavey, tidak menjadi
masalah. Yang
menganggu adalah
kelebihan berat
badan."Gula menjadi
masalah karena semakin
meningkatnya angka
obesitas pada anak-
anak. Dan peningkatan
ini terjadi bersamaan
dengan penambahan
asupan gula sederhana
di kalangan anak,"
terang Kavey. Jus, soda,
sereal berpemanis, kue,
dan permen, terang dia,
merupakan sumber gula
paling umum dalam diet
anak-anak.
Adakah tipe gula
terbaik?
Selebritas dan juru
masak menyatakan
perlunya mengganti
gula putih dengan gula
yang lebih sehat, seperti
madu, sirup maple, atau
molasses (sirup). Akan
tetapi, terang Johnson,
belum ada bukti yang
mendukung
kesalahpahaman
ini."Semuanya adalah
gula sederhana. Baik
mendapatkan dari gula
putih atau tipe pemanis
lainnya, Anda masih
menambah kalori
kosong ke dalam diet,"
papar Johnson.
Berapa takaran yang
tepat?
Para pakar menekankan
bahwa konsumsi jumlah
sedang adalah kuncinya.
Sebagai contoh, Asosiasi
Jantung Amerika
menganjurkan agar
perempuan membatasi
sekitar enam sendok
teh gula sehari, atau
sekitar 100 kalori. Lelaki
sebaiknya membatasi
hingga sembilan sendok
teh sehari atau 150
kalori.(MI/*)

Tidak ada komentar:

5 Makanan Sehat untuk Lansia : Menjaga Kesehatan dan Vitalitas di Masa Tua

Di usia lanjut, menjaga kesehatan dan vitalitas menjadi sangat penting. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memperhatikan pola makan....