Tuesday, June 1, 2010

4 fakta dan mitos Shisha

detikcom - Jakarta, Hanya
karena prosedur dan
alatnya lebih rumit,
merokok dengan shisha
sering dianggap lebih
aman. Padahal selama
yang dihisap adalah asap
tembakau, racun nikotin
tetap mengancam
kesehatan. Berikut 4 fakta
dan mitos soal shisha.
Shisha atau disebut juga
hookah merupakan alat
penghisap tembakau yang
berasal dari India.
Penggunaan alat ini
populer di Timur Tengah,
dan menyebar ke seluruh
dunia.
Bentuk alat ini mirip
lampu minyak, dengan
tabung utama yang
terhubung ke sejumlah
pipa penghisap. Papan
pemanas berisi bara api
terdapat di bagian paling
atas, berfungsi untuk
membakar tembakau.
Tabung utama biasanya
terbuat dari kaca, dan
berisi air sebagai filter.
Karena filternya berupa
air, maka muncullah
anggapan bahwa shihsa
lebih aman dibandingkan
rokok filter.
Dikutip dari Live Science,
Senin (31/5/2010), sebuah
penelitian di Inggris
berhasil mementahkan
anggapan tersebut.
Penelitian yang dilakukan
tahun 2009 itu dimuat
dalam American Journal
of Preventive Medicine.
Menurut penelitian
tersebut, shisha justru
menghasilkan asap lebih
banyak dibandingkan
rokok. Akibatnya, karbon
monoksida (CO) yang
terhirup lebih banyak dan
bisa menyebabkan sesak
napas.
Kadar nikotin pada shisha
juga tidak lebih sedikit
meski difilter dengan air.
Secara umum risiko
kesehatan yang dihadapi
saat menghisap shisha
sama besarnya dengan
rokok biasa, termasuk
kanker paru-paru serta
gangguan kehamilan.
Oleh karena itu, pikirkan
sekali lagi jika masih
menganggap shisha lebih
aman dibandingkan
rokok. Berikut ini adalah 4
mitos paling populer di
kalangan pengguna
shisha, dikutip dari Live
Science, Senin (31/5/2010).
Mitos: Shisha
menghasilkan nikotin
lebih sedikit dibandingkan
rokok biasa.
Fakta: Penelitian di atas
membuktikan, shisha
maupun rokok biasa
menghasilkan nikotin
dalam kadar yang kurang
lebih sama. Kalaupun ada
perbedaan, itu tergantung
pada tembakaunya dan
biasanya shisha justru
menggunakan tembakau
terbaik dengan kadar
nikotin lebih tinggi.
Mitos: Asap yang lebih
tipis menunjukkan kadar
racun pada shisha lebih
kecil.
Fakta: Asap yang tipis
pada shisha disebabkan
oleh kelembaban yang
tinggi, karena adanya air.
Kadar racun tidak
terpengaruh oleh
ketebalan asap.
Mitos: Air di dasar shisha
berfungsi sebagai filter
racun.
Fakta: Dalam jumlah
sangat kecil, memang ada
racun yang terjebak
dalam air. Tetapi
jumlahnya tidak signifikan
untuk menekan risiko
kesehatan yang bisa
muncul.
Mitos: Tembakau dengan
rasa buah-buahan yang
sering digunakan dengan
shisha memberi manfaat
bagi kesehatan.
Fakta: Fungsi bahan
perasa yang digunakan
hanya untuk aroma,
sedikitpun tidak memberi
manfaat bagi kesehatan.

No comments:

Kekuatan Hijau Lidah Buaya: Rahasia Kesehatan Alami

Dalam pelukan alam tersembunyi rahasia kesehatan yang telah lama dihargai sejak zaman kuno, lidah buaya atau Aloe vera, tanaman serbaguna ya...