Friday, May 28, 2010

Mendaki Everest dgn 1 paru paru?

detikcom - Georgetown,
AS, Dua kali lolos dari
kanker ganas membuat
seorang pria di AS
semakin yakin bahwa tak
ada hal yang tak
mungkin. Dengan hanya 1
paru-paru yang masih
berfungsi ia berhasil
mendaki Puncak Everest,
titik paling tinggi di
dunia.
Dikutip dari EverestNews,
Kamis (27/5/2010), Sean
Swarner yang lahir di
Ohio, 2 September 1974
didiagnosis mengidap
Hodgin Disease, sejenis
kanker yang menyerang
limfa, saat usianya baru
14 tahun. Karena telah
masuk stadium 4, dokter
mengatakan ia hanya
akan bertahan hidup
selama 3 bulan.
Prediksi itu meleset
setelah kemoterapi yang
ia jalani memberikan
perkembangan positif.
Namun seperti telah
berjodoh, Sean kembali
didiagnosis mengidap
kanker yang lebih ganas
1,5 tahun kemudian.
Kali ini Sean diserang
Askin Diesease, kanker
ganas yang tumbuh di
paru-parunya. Penyakit ini
sangat langka, hanya
terjadi pada 3 di antara 1
juta orang.
Pertumbuhan jaringan
tumor yang dialami Sean
sangat cepat, dan
besarnya telah mencapai
seukuran bola golf hanya
dalam waktu 4 bulan.
Sean diperkirakan hanya
mampu bertahan hidup
selama 2 pekan setelah
tumor itu diangkat.
Lagi-lagi perkiraan itu
meleset. Kondisi Sean
kian membaik setelah
menjalani kemoterapi dan
radioterapi selama 1,5
tahun. Bahkan tak lama
setelah itu, ia berhasil
menjuarai lomba lari 800
meter.
"Kesempatan untuk hidup
setelah 2 kali terserang
kanker rasanya sama
dengan memenangkan
lotere sebanyak 4 kali
berturut-turut dengan
memasang nomer yang
sama," ungkap Sean saat
berbicara di depan pasien
anak di Georgetown
University Hospital,
dikutip dari Foxnews,
Kamis (27/5/2010).
Sejak saat itu Sean makin
bersemangat untuk
mencoba berbagai
tantangan. Ia mulai
mendaki beberapa
gunung, dan akhirnya
puncak tertinggi di dunia
yakni Puncak Everest
berhasil ia taklukkan pada
Mei 2002.
Di puncak tersebut Sean
mengibarkan sebuah
bendera yang ditulisi
nama-nama penderita
kanker yang berhasil
sembuh dari penyakit
mematikan itu. Bendera
itu sengaja ia kantongi di
dada saat mendaki
Puncak Everest.
"Saat itu rasanya seperti
mengumpulkan seluruh
emosi dan perasaan yang
pernah kamu alami ke
dalam sebuah bola kecil,
lalu meledakkannya. Air
mata tidak bisa
dibendung lagi," ungkap
Sean mengenang saat
pendakiannya 8 tahun
lalu.
Dengan hanya 1 paru-
paru yang masih
berfungsi, Sean juga telah
berhasil mendaki puncak-
puncak tertinggi di 7
benua. Ini membuktikan
bahwa semangat yang
tinggi dapat mengatasi
rintangan sebesar
apapun.

No comments:

Mengenal Eye Floater: Bayangan Mengambang di Penglihatan

Eye Floater, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai bayangan mengambang, adalah fenomena visual yang umum terjadi pada banyak orang. Me...