Rabu, 12 Mei 2010

Kuku dan rambut tetap tumbuh setelah meninggal?

detikcom - Jakarta,
Banyak mitos yang
beredar di kalangan
masyarakat dan juga
dipercaya oleh para
dokter. Salah satunya
adalah kuku dan rambut
yang tetap tumbuh
meskipun tubuh sudah
mati. Benarkah demikian?
Penulis Erich Maria
Remarque dalam novelnya
'All Quiet on the Western
Front', yang memulai
menulis rumor bahwa
rambut dan kuku tetap
tumbuh setelah seseorang
meninggal. Rambut
digambarkan sebagai
'rumput' dan kuku
sebagai 'pembuka tutup
botol'.
Seorang peneliti pediatri
Rachel C Vreeman
bersama rekannya Aaron
E Carroll, dari Indiana
University School of
Medicine, melakukan
penelitian untuk
beberapa mitos medik.
Studi mereka
menyimpulkan bahwa
mitos tentang
pertumbuhan kuku dan
rambut setelah kematian
tidak hanya beredar
sebagai legenda di
masyarakat, tetapi juga
beberapa dokter
berlisensi mempercayai
bahwa mitos itu benar.
Namun, ini hanyalah
imajinasi dan mitos
belaka, karena pada
kenyataanya kuku dan
rambut tidak tumbuh
pada tubuh yang sudah
mati.
"Kuku dan rambut tidak
dapat tumbuh setelah
postmortum atau tubuh
yang mati," ujar Aaron E
Carroll, M.D., M.S., asisten
profesor pediatri dan
ilmuwan Regenstrief
Institute-affiliated di
Indiana University School
of Medicine, seperti
dilansir dari Ehow, Rabu
(12/5/2010).
Menurut Carroll, setelah
kematian, kulit
kehilangan begitu banyak
volume dan air yang
menyebabkan dehidrasi
rambut dan kuku yang
menyebabkan rambut dan
kuku tampil seolah-olah
lebih menonjol keluar.
Dehidrasi tubuh setelah
kematian dan
pengeringan dapat
menyebabkan retraksi
(pencabutan) kulit kering
di sekitar rambut atau
kuku.
Seperti kulit yang ditarik,
itu menciptakan tampilan
rambut dan kuku yang
meningkat dan semakin
panjang. Fenomena ini
adalah ilusi optik, yang
diciptakan oleh
pemotongan jaringan
lunak dengan kuku dan
akar rambut.
Kuku dan rambut
keduanya terbuat dari
keratin, yaitu protein
yang sangat kuat.
Keratinisasi terjadi pada
folikel (akar) dan sel-sel
basal epidermis. Sirkulasi
darah dan nutrisi
diperlukan untuk
keratinisasi, dan ini tidak
dapat terjadi setelah
kematian.
Pertumbuhan rambut dan
kuku juga memerlukan
peraturan hormon yang
kompleks, yang juga tidak
mungkin terjadi setelah
tubuh mati dan
membusuk.
Selain itu, satu-satunya
bagian rambut yang
masih hidup setelah
postmortum (tubuh mati)
adalah akar, yang
memiliki suplai darah
sendiri. Tapi bila pasokan
darah hilang, maka tidak
ada pertumbuhan lebih
lanjut.
Hal ini juga berlaku untuk
kuku, namun
pertumbuhan
postmortumnya minimal,
dan sel-selnya masih
dapat hidup 2-3 hari
setelah kematian.
Karena tidak ada lagi
aliran darah dan
organisme menyebabkan
tubuh membusuk, rambut
dan kuku pun jatuh dari
tubuh. Tingkat
dekomposisi (penguraian)
tergantung pada
kedalaman penguburan,
peti mati dan jenis tanah
tempat penguburan
kubur.
Maka dapat dipastikan
bahwa rumor tentang
pertumbuhan kuku dan
rambut yang tetap terjadi
setelah seseorang
meninggal hanyalah ilusi
dan mitos belaka.

Tidak ada komentar:

5 Makanan Sehat untuk Lansia : Menjaga Kesehatan dan Vitalitas di Masa Tua

Di usia lanjut, menjaga kesehatan dan vitalitas menjadi sangat penting. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memperhatikan pola makan....